Medan, HarianBatakpos.com – Kritik tajam dari anggota DPRD Kabupaten Malang terkait proyek pembangunan jembatan senilai Rp 1,8 miliar di Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, menjadi sorotan publik. Tiga anggota DPRD, yaitu Rahmat Kartala (Gerindra), Agung Dwi Susanto (Nasdem), dan Abdul Qodir (PDI Perjuangan), menekankan bahwa keselamatan anak-anak sekolah harus menjadi prioritas utama. “Anak-anak sekolah berangkat seperti beradu nyawa setiap hari. Kalau ini tidak selesai, saya juga merasa berdosa,” ujar Abdul Qodir, menyoroti kondisi jembatan darurat yang terbuat dari bambu.
Sejak pembangunan jembatan baru dimulai, warga setempat, terutama siswa, terpaksa menggunakan jembatan darurat yang sangat berisiko, terutama saat musim hujan ketika Sungai Glidik meluap. Hal ini membuat para orang tua dan anggota DPRD khawatir akan keselamatan anak-anak yang setiap hari harus melintasi jembatan tersebut, disadur dari Suara.com.
Menanggapi kritik ini, Kepala Dinas PU Bina Marga, Khairul Isnadi Kusuma, memberikan pernyataan tegas. Ia memastikan bahwa proyek jembatan akan selesai pada 30 Desember 2024, dengan progres pengerjaan yang telah mencapai 92 persen. “Saya jamin, jembatan ini rampung tepat waktu karena ini untuk kepentingan rakyat,” tegas Khairul.
Abdul Qodir mengapresiasi respons cepat dari Dinas PU dan menyatakan bahwa sinergi antara legislatif dan eksekutif sangat penting dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Proyek jembatan jenis balok T ini diharapkan menjadi solusi permanen bagi warga Dusun Lebaksari, terutama untuk anak-anak sekolah yang selama ini harus menghadapi risiko tinggi.
Kritik dan kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya infrastruktur yang aman dan memadai demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Komentar