Toba, harianbatakpos.com – Proses revalidasi Geopark Toba resmi dimulai pada 21–25 Juli 2025. Dua asesor dari UNESCO Global Geopark, yakni Prof. José Brilha dari Portugal dan Prof. Jeon Yongmun dari Korea Selatan, hadir langsung untuk melakukan penilaian ulang terhadap status Geopark Toba sebagai kawasan warisan geologi dunia.
Toba Caldera Resort menjadi salah satu lokasi penilaian tim asesor. Selama kunjungan, kedua pakar tersebut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai aspek geopark, seperti kekayaan geologi, keanekaragaman hayati, tata kelola organisasi, hingga keterlibatan masyarakat.
Asesmen ini merupakan hasil persiapan bersama antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang dihadiri oleh Plt. Kepala Bappelitbang Dr. Dikky Anugrah, S.Sos., M.SP dan Kadisbuparekraf Sumut Yuda Pratiwi Setiawan. Sejumlah titik kunjungan, materi presentasi, hingga keterlibatan masyarakat telah dirancang untuk memperlihatkan kemajuan pengelolaan Geopark Toba sejak ditetapkan sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark pada 2020.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, mengatakan bahwa revalidasi ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan komitmen kolektif dalam menjaga kelestarian Danau Toba dan kawasan sekitarnya. Ia menegaskan bahwa pendekatan pelestarian yang terintegrasi dengan pemberdayaan masyarakat lokal menjadi prioritas utama.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Geopark Toba dikelola secara berkelanjutan. Tidak hanya dari sisi lingkungan, tetapi juga dari kelembagaan, aspek sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Jimmy saat mendampingi asesor di lokasi.
Jimmy menambahkan bahwa, BPODT bersama pemerintah daerah dan pengelola geopark siap berkolaborasi dalam berbagai program edukasi dan konservasi. Keterlibatan generasi muda, menurutnya, menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan geopark dalam jangka panjang.
Dalam sistem evaluasi UNESCO, terdapat tiga kategori hasil: hijau (status dipertahankan), kuning (diperlukan perbaikan dalam dua tahun), dan merah (status dicabut). Geopark Toba kini berupaya meraih kategori hijau melalui berbagai inovasi dan perbaikan tata kelola.
Saat ini, Geopark Toba menunjukkan sejumlah kemajuan positif. Berbagai inisiatif pelestarian telah berjalan, termasuk penguatan kelembagaan, pengembangan geowisata, peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Jika berhasil memperoleh kartu hijau, Geopark Toba tak hanya mempertahankan statusnya, tetapi juga memperoleh pengakuan atas praktik pengelolaan yang dinilai unggul dan berkelanjutan.
Pengakuan itu diyakini akan membawa dampak luas, mulai dari meningkatnya kepercayaan mitra internasional, terbukanya peluang pendanaan global, hingga promosi kawasan Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia yang mengedepankan nilai konservasi dan pendidikan.
Komentar