- Ekbis
- Rupiah Diprediksi Menguat ke Level Rp16.000 per Dolar AS di Awal Perdagangan
Rupiah Diprediksi Menguat ke Level Rp16.000 per Dolar AS di Awal Perdagangan

Mata uang Rupiah diperkirakan akan menguat ke level Rp16.000 per Dolar AS pada pembukaan perdagangan Selasa depan. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa meskipun pada perdagangan internasional Rupiah telah menyentuh level tersebut, data perdagangan domestik saat ini masih menunjukkan angka Rp15.848 per Dolar AS karena adanya libur Lebaran.
"Rupiah secara internasional memang melemah, tetapi pasar dalam negeri saat ini tutup. Jadi, jika nanti dibuka bisa langsung ke Rp16.000 karena fluktuasi di libur panjang ini cukup tinggi," kata Ibrahim kepada Bisnis, Jumat (12/4/2024).
Menurut Ibrahim, pelemahan Rupiah sebagian besar dipengaruhi oleh faktor global, terutama kenaikan Dolar AS akibat kondisi geopolitik yang tidak stabil dan data ekonomi AS yang mengecewakan.
Bank Indonesia Siap Lakukan Intervensi
Meskipun Rupiah mengalami pelemahan, Ibrahim menegaskan bahwa Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi, salah satunya melalui cadangan devisa negara. Data dari BI menunjukkan bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai US$ 140,4 miliar, meskipun mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
"Meski turun, posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi dan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Ibrahim.
Proyeksi Masa Depan
Bank Indonesia optimis bahwa cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga. Bank Sentral juga menilai bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan adanya sinergi respons bauran kebijakan antara Bank Sentral dan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Meski demikian, para pelaku pasar tetap diimbau untuk memperhatikan pergerakan Rupiah dan berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang dalam negeri.
Dengan kondisi ini, para analis dan pelaku pasar finansial diharapkan untuk memantau perkembangan lebih lanjut terkait dengan kebijakan Bank Indonesia serta dinamika pasar global untuk mengantisipasi perubahan lebih lanjut di pasar keuangan nasional.
Penulis | : | Affif Dwi As'ari |
Berita Terkait
-
Bursa Saham Dunia Anjlok, Buffett Sarankan Investor Tetap Tenang Hadapi Guncangan Ekonomi
-
Harga Kripto Mulai Pulih, Bitcoin Sentuh US$80.000 Usai Guncangan Tarif Trump
-
Inflasi IHPB Maret 2025 Tembus 0,75 Persen
Komentar