HarianBatakpos.com – Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memproyeksikan bahwa rupiah akan mengalami konsolidasi di awal pekan ini, mendekati pengumuman data inflasi konsumen dan produsen Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada pekan ini.
Pada perdagangan Senin pagi, rupiah tercatat mengalami penurunan sebesar 25 poin atau 0,16 persen, menjelang nilai tukar Rp16.072 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.047 per dolar AS.
Ariston menyampaikan, “Rupiah mungkin masih akan berkonsolidasi dan berpotensi tertekan terhadap dolar AS hari ini karena pelaku pasar menantikan data penting inflasi konsumen dan produsen AS yang akan dirilis pekan ini.”
Meskipun pasar yakin bahwa bank sentral AS, The Fed, tidak akan menaikkan suku bunga acuannya pada 2024, namun The Fed juga tidak tergesa-gesa untuk memangkas suku bunga acuannya.
Pelaku pasar diharapkan untuk memperhatikan data ekonomi serta pernyataan baru dari pejabat bank sentral untuk memperkuat ekspektasi mengenai masa depan suku bunga AS.
Sikap yang masih ragu-ragu dari The Fed dalam memangkas suku bunga menyebabkan dolar AS masih berpotensi menguat terhadap mata uang lainnya, terutama jika data AS menunjukkan kinerja ekonomi yang baik.
“Aktivitas perdagangan pagi ini menunjukkan indeks dolar AS sedikit menguat dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu, dengan angka 105,35 dibandingkan dengan 105,31. Rupiah mungkin akan sedikit melemah terhadap dolar AS hari ini,” paparnya.
Ariston memproyeksikan potensi pelemahan rupiah menuju Rp16.080 per dolar AS, dengan dukungan di kisaran Rp16.000 per dolar AS.
Sementara itu, sentimen positif untuk rupiah datang dari dalam negeri, di mana pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan I 2024 masih mencatat angka di atas 5 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I 2024 tercatat sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai level tertinggi sejak 2015.
Industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, serta pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2024, dengan total kontribusi mencapai 63,61 persen terhadap PDB.
Komentar