Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Selasa mengalami penurunan, ditutup dengan melemah menjelang pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di Indonesia dan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup turun sembilan poin atau 0,06 persen menjadi Rp15.604 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.595 per dolar AS.
Analisis dari ICDX, Taufan Dimas Hareva, menyatakan bahwa pasar tengah berhati-hati, menunggu data inflasi AS dan komentar dari pejabat Federal Reserve yang diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai rencana suku bunga bank sentral.
Para pelaku pasar juga memperhatikan pelaksanaan pemilu di Indonesia pada 14 Februari 2024, yang meliputi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI.
Selain itu, fokus juga tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dijadwalkan dirilis pada Selasa, diikuti oleh data penjualan ritel AS pada Kamis dan data indeks harga produsen (PPI) pada Jumat. Pasar juga menanti komentar dari setidaknya tujuh pejabat Fed pada pekan ini.
Para pelaku pasar memperkirakan tingkat inflasi tahunan AS akan melemah dari 3,4 persen menjadi 3,0 persen, sementara inflasi inti diperkirakan akan turun dari 3,9 persen menjadi 3,8 persen.
Taufan menjelaskan bahwa inflasi yang tetap tinggi dapat memaksa bank sentral AS, atau The Fed, untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pada pertemuan sebelumnya, pembuat kebijakan The Fed telah menyatakan niat untuk mempertahankan kenaikan suku bunga lebih lama sampai mereka yakin bahwa inflasi yang mendasari akan secara konsisten kembali ke target 2 persen, dengan mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dan belanja rumah tangga yang stabil.
Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa mengalami kenaikan ke posisi Rp15.585 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.612 per dolar AS.
Komentar