Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Kamis ditutup merosot di tengah antisipasi pasar terhadap rilis data inflasi Indonesia untuk Februari 2024. Pada akhir perdagangan, rupiah tergelincir sebesar 27 poin atau 0,17 persen menjadi Rp15.719 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.692 per dolar AS.
“Badan Pusat Statistik akan merilis data inflasi besok. Inflasi Indonesia di Februari 2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari Januari di kisaran 2,62 persen secara year on year (yoy),” kata analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, kepada ANTARA di Jakarta.
Menurut Nova, pelaku pasar masih menunggu data inflasi Februari 2024 serta data pengangguran Amerika Serikat (AS) dan pidato bank sentral AS, The Fed.
“Inflasi AS Februari 2024 (yoy) diperkirakan akan di atas 3 persen, jauh dari target 2 persen, dan pasar tenaga kerja AS juga masih kuat. Sementara pidato The Fed juga masih menunda penurunan suku bunga,” tambahnya.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis juga tergelincir ke level Rp15.715 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.673 per dolar AS.
Situasi ini mencerminkan ketidakpastian di pasar mata uang terkait dengan ekspektasi inflasi dan kebijakan The Fed, yang dapat mempengaruhi arah nilai tukar rupiah. Pelaku pasar diharapkan akan terus memantau perkembangan data ekonomi dan pernyataan dari bank sentral AS untuk mengantisipasi pergerakan selanjutnya.
Komentar