Pada Kamis pagi ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS dibuka turun, dipicu oleh sentimen rendahnya harga komoditas yang terus menekan kinerja ekspor Indonesia. Pada awal perdagangan, rupiah turun sebanyak 11 poin atau sekitar 0,07 persen menjadi Rp15.931 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.920 per dolar AS.
Analis mata uang, Lukman Leong, dalam wawancara dengan ANTARA di Jakarta pada Kamis, mengatakan bahwa rupiah masih terkendala oleh sentimen negatif terkait harga komoditas yang rendah, yang berpotensi untuk terus menekan ekspor, surplus, serta cadangan devisa Indonesia.
Para investor juga tengah mengantisipasi data terbaru mengenai cadangan devisa Indonesia yang dijadwalkan akan dirilis besok. Diperkirakan bahwa cadangan devisa Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 1 miliar dolar AS menjadi 143 miliar dolar AS.
Di sisi lain, Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell, dalam pidatonya memberikan sinyal yang relatif dovish. Powell menyampaikan bahwa Federal Reserve (The Fed) masih berencana untuk mulai memangkas suku bunga acuan, atau Fed Funds Rate (FFR), tahun ini.
Dengan kondisi tersebut, Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang antara Rp15.850 hingga Rp16.000 per dolar AS dalam sesi perdagangan hari ini. Para pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global serta kebijakan moneter yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah ke depan.
Komentar