Ekbis
Beranda » Berita » Rupiah Melemah Tipis Setelah Data Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Rupiah Melemah Tipis Setelah Data Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Data Cadangan Devisa Jadi Perhatian Utama
Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Data Cadangan Devisa Jadi Perhatian Utama

HarianBatakpos.com – Nilai tukar rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis menyusul data perlambatan ekonomi RI yang rilis kemarin. Adapun data yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi faktor utama di balik pelemahan ini.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan pagi ini, Selasa (6/8/2024), rupiah dibuka koreksi 0,12% ke posisi Rp16.200/US$. Penyusutan hari ini jika berlangsung sampai closing bakal menjadi yang pertama setelah penguatan selama empat hari beruntun.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) hingga pukul 09.00 WIB terpantau masih koreksi tipis 0,05% ke 102,72. Pelemahan tipis rupiah ini terjadi setelah kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia merilis pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal II/2024 yang melambat, dengan tumbuh 5,05% secara tahunan (yoy) dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,11% yoy.

Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat

Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05% pada kuartal II-2024 lebih rendah sejak pandemi Covid-19 pada 2020. Saat pandemi tersebut, ekonomi Indonesia pada triwulan II mengalami kontraksi hingga 5,23%.

Pada kuartal II-2024, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Tingginya konsumsi rumah tangga selama April-Juni 2024 dibantu oleh long weekend pada Mei dan Juni. BPS melihat adanya peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur tersebut.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi RI masih sesuai dengan sasaran, di mana tumbuh di atas 5% yoy. Dari eksternal, pelaku pasar juga masih mencermati ketidakpastian dari adanya peringatan resesi AS setelah keluar data pasar tenaga kerja yang mengecewakan pekan lalu.

Pelaku pasar menilai the Fed harus lebih cepat memangkas suku bunga sebelum terlambat. Oleh karena itu, investor cenderung mengalihkan asetnya ke instrumen yang lebih aman atau safe haven, seperti emas dan obligasi.

Ekonomi Desa Diperkuat, Prabowo Tunjuk Zulkifli Hasan Pimpin Satgas Koperasi

Aliran dana asing pada pasar ekuitas RI juga terpantau cukup deras dalam sehari kemarin, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri terkoreksi lebih dari 3% dan asing keluar Rp508,02 miliar dari keseluruhan pasar, baik reguler, nego, dan tunai.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Dunia Hari Ini Berjuang Rebound Setelah Tiga Hari Koreksi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *