Ekbis
Beranda » Berita » Rupiah Menguat Berkat Dana Asing dan Menanti Kebijakan Suku Bunga AS

Rupiah Menguat Berkat Dana Asing dan Menanti Kebijakan Suku Bunga AS

Rupiah Menguat Berkat Dana Asing dan Menanti Kebijakan Suku Bunga AS
Rupiah Menguat Berkat Dana Asing dan Menanti Kebijakan Suku Bunga AS

HarianBatakpos.com – Rupiah ditutup menguat pada Senin (30/7/2024) di angka Rp16.275/US$, berkat derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dan penantian kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Menguatnya rupiah ini mengikuti tren positif dari net foreign inflow yang telah terjadi selama lima pekan berturut-turut.

Menurut data dari Refinitiv, rupiah mengalami apresiasi tipis sebesar 0,06% pada perdagangan kemarin. Aliran dana asing yang terus mengalir ini mencerminkan keyakinan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian kebijakan moneter AS.

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa investor asing membeli neto Rp1,93 triliun pada periode 22-25 Juli 2024, dengan rincian beli neto Rp3,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp1,39 triliun di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jual neto Rp0,05 triliun di pasar saham. Data ini menunjukkan minat investor asing yang kuat terhadap pasar Indonesia.

Menko Zulhas Tekankan Konsumsi Susu Lokal, Strategi Tingkatkan Gizi Anak Indonesia

Selama tahun 2024, data setelmen hingga 25 Juli menunjukkan bahwa investor asing menjual neto Rp32,08 triliun di pasar SBN dan Rp1,89 triliun di pasar saham, sementara mereka membeli neto Rp169,41 triliun di SBI. Ini menandakan bahwa aliran dana asing masih didominasi oleh instrumen investasi yang lebih aman seperti SBI.

Dalam laporan terbaru, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa realisasi investasi sepanjang semester I-2024 telah mencapai Rp829,9 triliun, naik 22,3% dibandingkan tahun lalu. Realisasi ini mencapai 67% dari target Renstra dan 50,3% dari target Presiden Jokowi, menandakan bahwa investasi domestik juga menunjukkan tren positif.

Ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) menjadi salah satu faktor utama yang mendorong aliran dana asing ke pasar keuangan domestik. Survei CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa ada kemungkinan 87,7% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September 2024. Jika ini terjadi, tekanan terhadap mata uang Garuda akan berkurang, memberikan dampak positif terhadap rupiah ke depannya.

Sementara itu, data lowongan pekerjaan JOLTs untuk Juni 2024 menunjukkan peningkatan jumlah lowongan pekerjaan menjadi 8,14 juta, melampaui konsensus pasar. Angka ini memberikan gambaran tentang kesehatan pasar tenaga kerja AS, yang juga mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.

Investasi Rp1.627 Triliun! Indonesia-Singapura Bangun Panel Surya dan Kawasan Industri Hijau

Secara teknikal, meskipun terjadi penguatan rupiah kemarin, tren jangka pendek masih menunjukkan potensi pelemahan. Jika pelemahan berlanjut, rupiah bisa menguji resistance di Rp16.295/US$, mendekati level psikologis Rp16.300/US$. Sebaliknya, jika penguatan berlanjut, rupiah berpotensi menguji level Rp16.260/US$, yang merupakan garis rata-rata Moving Average (MA) 50 jam.

Dengan aliran dana asing yang terus meningkat dan ekspektasi penurunan suku bunga AS, rupiah berpotensi untuk terus menguat dan stabil dalam waktu dekat.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan