Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Kamis mengalami kenaikan, mencerminkan antisipasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate ke depan.
Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, penurunan suku bunga dapat berdampak positif terhadap penurunan bunga kredit, yang akan mendukung sektor pembangunan infrastruktur dan konsumsi masyarakat.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa penurunan suku bunga BI-Rate akan bergantung pada beberapa kriteria, termasuk penguatan nilai tukar rupiah, inflasi yang terkendali, dan perkembangan dukungan kredit dalam pembiayaan ekonomi.
Di pasar global, sentimen dipengaruhi oleh ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (Fed Funds Rate/FFR). Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada bulan Maret tampak berkurang.
Ekonomi China juga menjadi faktor pengaruh, dengan pertumbuhan kuartal keempat yang sedikit lebih rendah dari perkiraan. Meskipun begitu, pertumbuhan yang hampir mencapai target pemerintah pada 2023 memberikan dampak positif.
Pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah menguat sebesar 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.624 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.643 per dolar AS. Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga naik ke posisi Rp15.630 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.639 per dolar AS.
Komentar