Jakarta, BP – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS (The Fed) tampak membuka peluang pemangkasan suku bunga tahun ini. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,15% menjadi Rp16.210/US$ pada hari ini, Kamis (11/7/2024), sejalan dengan kenaikan kemarin sebesar 0,06%.
Sementara itu, DXY pada pukul 08:50 WIB turun 0,09% menjadi 104,95, lebih rendah dari posisi kemarin di 105,05.
Pasar menunjukkan reaksi positif terutama setelah Jerome Powell, ketua The Fed, mengungkapkan kekhawatiran terhadap risiko menahan suku bunga terlalu tinggi untuk jangka waktu yang lama, yang dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell juga menyatakan adanya penurunan inflasi yang konsisten mendekati target The Fed sebesar 2%.
Inflasi AS diperkirakan melambat menjadi 3,1% (year on year/yoy) pada Juni ini dari 3,3% yoy sebelumnya. Dengan perlambatan inflasi ini, harapan pemotongan suku bunga oleh The Fed semakin meningkat.
“Powell memberi sinyal dovish yang lebih kuat dari perkiraan kami, memberikan pasar harapan untuk kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan September jika data inflasi minggu ini memuaskan,” ujar Chris Zaccarelli, kepala investasi untuk Independent Advisor Alliance, dikutip dari CNBC International.
Meskipun demikian, The Fed masih menunggu data lebih lanjut untuk memastikan keputusan pemangkasan suku bunga yang direncanakan tahun ini.
Jika pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi tahun ini, ini akan memberikan dampak positif bagi pasar keuangan domestik, termasuk rupiah, dengan tekanan terhadap mata uang Garuda yang semakin berkurang.
Komentar