Nasional
Beranda » Berita » Rupiah Tembus Rp 17.200, Bagaimana Respons Pemerintah dan Bank Indonesia?

Rupiah Tembus Rp 17.200, Bagaimana Respons Pemerintah dan Bank Indonesia?

Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia

Medan,  HarianBatakpos.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menyentuh level Rp 17.200an/US$ di non-deliverable forward (NDF). Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini, Senin (7/4/2025) pukul 10:43 WIB, nilai tukar mata uang Garuda telah mencapai Rp 17.261/US$, yang merupakan posisi terendah sepanjang sejarah. Penurunan ini menunjukkan bahwa rupiah tampak berpotensi melemah secara signifikan di pekan ini.

Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah di pasar NDF jauh lebih lemah dibandingkan pada penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, di mana rupiah berada pada posisi Rp 16.555/US$ atau menguat 0,12%. NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF berperan penting dalam mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot, sehingga kurs di NDF sering kali diikuti oleh pasar spot.

Indonesia kini menjadi korban kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, yang memicu ketidakpastian global dan saling serang dalam perang dagang. Dampak dari kebijakan ini diperkirakan akan besar, mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi. Indonesia akan dikenakan tarif resiprokal hingga 32% akibat defisit perdagangan dengan AS, yang berpotensi mengurangi daya saing barang Indonesia di pasar AS, dikutip dari detik.com.

Profil Brigjen Nunung Syaifuddin, Penguak Skandal Tambang Nikel dan Pencemaran Laut

Ekonom Senior Bank DBS, Radhika Rao, menyatakan bahwa selera risiko tampak melemah setelah pengumuman tarif tinggi oleh AS. Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa BI akan terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan domestik. “BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah,” ujarnya.

Melihat latar belakang yang penuh tantangan ini, pemerintah Indonesia memilih jalur negosiasi untuk menghadapi kebijakan tarif AS. Langkah ini dianggap penting untuk menjaga hubungan perdagangan bilateral dan stabilitas ekonomi nasional. Dengan demikian, diharapkan bahwa kondisi ini tidak berlarut-larut dan dapat segera membaik.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan