Jakarta, BP – Setelah konferensi pers terkait kondisi fundamental ekonomi terkini, rupiah terpantau mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan berhasil keluar dari zona Rp16.400/US$. Melansir data Refinitiv, rupiah menguat terhadap dolar AS pada penutupan kemarin, Senin (24/6/2024) sebesar 0,33% ke angka Rp16.390/US$. Posisi ini mematahkan tren pelemahan rupiah yang terjadi dua hari beruntun.
Meski begitu, posisi rupiah masih berada di level terpuruk-nya sejak Pandemi Covid-19. Apresiasi rupiah kemarin tercermin setelah Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta yang menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Thomas Djiwandono digelar. Rupiah menguat ini juga didukung oleh pernyataan positif dari para pejabat tersebut.
Airlangga, Sri Mulyani, dan Thomas memberikan pernyataan yang menenangkan pasar hingga akhirnya rupiah dapat lebih stabil kemarin. Dalam konferensi pers itu, baik pemerintah maupun tim Prabowo menegaskan jika pemerintahan Prabowo-Gibran Rakabuming Raka akan tetap menjalankan APBN 2025 secara prudent, termasuk dengan tetap menetapkan ambang defisit maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta rasio utang terhadap PDB sebesar 60%.
Pernyataan ini menjawab kekhawatiran banyak pihak jika belanja pemerintahan Prabowo akan membuat defisit ke atas 3% dan rasio utang mendekati 60%. Sri Mulyani juga menegaskan bahwa komunikasi antara pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tim sinkronisasi Presiden terpilih Prabowo Subianto berjalan baik. Dia memastikan program unggulan Prabowo seperti makan bergizi gratis sudah masuk dalam rancangan APBN 2025 dan tidak akan membuat defisit APBN membengkak.
Sementara itu, Thomas Djiwandono juga memastikan pemerintah presiden terpilih akan patuh terhadap batasan defisit dalam APBN dan berkomitmen terhadap kebijakan fiskal yang prudent. “APBN 2024 dijaga defisit di bawah 3% PDB. Ini komitmen yang sama dan sudah kami sampaikan pada Presiden terpilih Prabowo beliau berikan jaminan arahan bahwa dia komitmen terhadap defisit di bawah 3%,” papar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Senin (24/6/2024).
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah terpantau mulai berbalik arah menguat yang tercermin dari garis MA20, dan MA50 yang sudah ditembus ke bawah. Sayangnya, tren secara jangka menengah masih dalam pelemahan dan kini rupiah sedang berjuang di area support MA100. Jika MA100 tertembus ke bawah, maka peluang penguatan selanjutnya bisa menuju ke Rp16.350/US$ yang bertepatan dengan low candle intraday 20 Juni 2024. Meski begitu, pelaku pasar tetap harus mengantisipasi resistance atau potensi pelemahan terdekat di Rp16.430/US$ yang diambil dari high candle intraday perdagangan kemarin, Senin (24/6/2024).
Secara keseluruhan, apakah rupiah menguat ini dapat terus berlanjut? Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk kebijakan ekonomi pemerintah, kondisi global, dan respon pasar terhadap langkah-langkah yang diambil. Mengingat kebijakan yang telah diumumkan dan kondisi saat ini, ada potensi rupiah dapat terus menguat, namun tetap diperlukan kewaspadaan terhadap potensi fluktuasi yang bisa terjadi.
Komentar