Peristiwa mundurnya Presiden AS Joe Biden dalam kontestasi politik melawan Donald Trump menambah kegamangan di pasar keuangan global. Pengunduran diri Biden diumumkan melalui unggahan di media sosial X, meninggalkan ketidakpastian besar di pasar keuangan internasional. Keputusan ini dianggap sebagai respons terhadap tekanan dari Partai Demokrat yang khawatir akan usia dan kondisi fisik Biden dalam melawan Trump.
Sementara itu, tekanan pada pasar keuangan Indonesia berlanjut setelah AS melaporkan data awal produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II-2024 tumbuh 2,8% pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), lebih tinggi dari kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 1,4%. Angka ini juga berada di atas ekspektasi pasar sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS sekitar 2%. Data ini menyoroti kekuatan dunia usaha dan konsumsi meskipun harga barang masih cenderung tinggi.
Namun, inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS yang dirilis kemarin menunjukkan pelandaan dan sesuai ekspektasi pasar. Inflasi PCE pada Juni lalu mencapai 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari 2,6% pada Mei lalu. Dengan data inflasi PCE yang sesuai ekspektasi pasar, harapan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan September mendatang semakin terbuka lebar.
Pada pekan mendatang, pasar akan memantau data penting dari AS. Pada Selasa (30/7/2024), terdapat rilis data lowongan pekerjaan JOLTs periode Juni 2024. Sebelumnya, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 221.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,140 juta pada Mei 2024, melampaui konsensus pasar sebesar 7,91 juta. Ini menyusul angka 7,919 juta pada bulan April yang merupakan angka terendah dalam tiga tahun.
Kemudian pada Kamis (1/8/2024), pasar akan mencermati konferensi pers dari Federal Open Market Committee (FOMC). Konsensus pasar memperkirakan suku bunga AS akan tetap dipertahankan bulan ini, dengan perhatian pada kemungkinan pemangkasan suku bunga ke depan.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih menunjukkan tren pelemahan. Resistance terdekat di level psikologis Rp16.300/US$ jika ditembus, memungkinkan rupiah menguji level terpuruknya lagi di Rp16.390/US$ yang terjadi saat Pandemi Covid-19. Sebaliknya, jika terjadi pembalikan arah menguat, posisi Rp16.275/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20 dapat menjadi level penting untuk diperhatikan.
Komentar