Jakarta-BP: Kerjasama pembuatan pesawat Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperimen (KFX/IFX) antara Indonesia dan Korea Selatan terus digodok oleh pemerintah. Terbaru Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto menggelar Rapat Kordinasi Khusus (Rakorsus) bersama kementerian dan lembaga terkait, Jumat (19/10).
Ditemui usai memimpin rapat, Wiranto mengatakan bahwa pemerintah sesuai intruksi Presiden Joko Widodo sepakat untuk melakukan renegosiasi dalam kerjasama pengadaan pesawat ini. Pertimbangannya karena melihat kondisi kemampuan bangsa saat ini.
“Dengan kondisi nasional maka presiden putuskan untuk bukan batalkan, tapi renegosiasi. Bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan menyangkut masalah pembiayaan,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (19/10).
Dari renegosiasi ini diharapkan Indonesia mendapat keringanan dari segi pembayaran yang harus dikeluarkan. Wiranto sendiri telah ditunjuk untuk menjadi ketua tim renegosiasi ini.
“Presiden perintahkan Polhukam untuk ketuai tim renegosiasi ini kepada Korsel. Nanti bicarakan banyak hal, mulai masalah kemampuan pembiayaan, kemungkinan persentase development cost sharing berapa, cost produksi, alih teknologinya kepada Indonesia bagaimana, keuntungan hak intelektual, pemasaran, banyak sekali,” jelasnya.
Sementara itu di tempat sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong mengatakan, renegosiasi ini bertujuan untuk menghemat devisa negara. Sebab pembayaran Indonesia ke Korsel untuk pesawat ini dilakukan dengan sistem devisa.
“Seperti kita ketahui mata uang negara berkembang, termasuk rupiah mengalami tekanan luar biasa. Kami sangat apresiasi pemerintah Korea atas pengertiannya untuk menyetujui renegosiasi,” sambung Thomas.
Lebih jauh, Thomas memastikan bahwa rencana renegosiasi ini telah disetujui oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Namun Thomas pun tetap berhati-hati dalam renegosiasi ini agar tidak mengganggu kersama sama investasi Indonesia-Korea Selatan di sektor lain. Mengingat negeri Ginseng itu menjadi salah satu investor terbesar bagi negeri ini.
“Waktu kunjungan Presiden (Jokowi) ke Korea, syukur Presiden Korea setujui untuk dilakukan renegosiasi dan restrukturisasi kerjasama ini,” tutupnya.
(JawaPos) BP/JP
Komentar