Medan, Harianbatakpos.com – Mayang Sari melaporkan adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan orang tak dikenal terhadap suaminya bernama Salman Alfaris Siregar saat di rumah tahanan Polrestabes Medan.
Wanita ini melaporkan orang yang menganiaya suaminya ke Markas Polda Sumut, Jalan Sisingamangaraja Medan Kamis (30/1/2025) siang.
Kepada awak media, Mayang Sari mengaku bahwa suaminya ditahan di Rumah Tahanan Polrestabes Medan sejak 21 Januari 2025 dalam keadaan sehat.
“Suami saya dalam keadaan sehat, tapi tanggal 29 Januari 2025 pagi. Saya dihubungi oleh pihak kepolisian bahwa suami saya sedang berada dirumah sakit Bhayangkara Medan. Saya lihat kondisi suami saya sangat memprihatikan. Saya berharap ada keadilan,” ungkapnya.
Kuasa hukum pelapor, Tuseno SH menegaskan bahwa suami dari Mayang Sari dalam kondisi sehat saat ditahan dan 29 Januari 2025 kemarin dalam kondisi koma atau tidak sadarkan diri di rumah sakit Bhayangkara Medan.
“Kami menyerahkan suami klien kami ini ke penyidik dalam keadaan sehat. Tapi, kami dapatkan suami klien kami ini dalam keadaan sekarat tidak sadarkan diri di rumah sakit,” kata Tuseno bersamaan dengan ketua LKBH (Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Pendawa), Iqbal Saputra SH MH dan Sigit Purnomo SH MH.
Pengakuan dari Salman terhadap istrinya, dia setiap hari disiksa oleh orang tak dikenal di rumah tahanan Polrestabes Medan.
“Jadi, Salman Alfarisi disiksa saat malam hari. Orang yang melakukan penganiayaan itu memakai baju sipil, bukan memakai baju polisi. Kami belum tahu siapa ini pelakunya, tapi kami minta diungkap,” tambahnya.
Atas adanya insiden ini, tim pengacara berkomunikasi dengan penyidik yang menangani perkara. Akan tetapi, anggota Polri itu mengaku tidak tahu menahu.
“Kami protes dengan kejadian ini tapi penyidik mengatakan tidak tahu menahu. Kami tegaskan bahwa ini tahanan dia, tanggung jawabnya, tapi kenapa dia tidak tahu menahu. Kami minta siapapun yang terlibat harus bertanggung jawab. Karena, Salman mengaku setiap malam ada yang melakukan penyiksaan, kami minta agar Kapolda Sumut menindaklanjuti laporan kami,” tuturnya.
Adapun sosok yang melakukan penganiayaan itu tidak memakai seragam polri. Namun anehnya, rekaman CCTV dilokasi itu tidak hidup. Laporan Mayang Sari tertuang dalam STTLP/B/114/1/2025/SPKT/Polda Sumatera Utara.
“Yang jelas, orang tidak berseragam melakukan penyiksaan. Cctv didalam rumah tahanan itu tidak hidup. Diduga dimatikan, ada apa ini, apakah ada unsur kesengajaan dari oknum oknum. Atau ini ada order dari orang yang merasa dirugikan,”” tegasnya.
“Kami minta agar diusut dengan terang dan di proses. Apabila ada yang terlibat semua diproses. Ini negara hukum bukan menggunakan hukum rimba,” sambungnya.
Pengakuan Tuseno SH, kondisi Salman Alfaris tidak sadarkan diri dan mengalaminya luka di bagian kaki, tangan, badan.
“Artinya, saat pertama kali ditahan, kondisi Salman dalam keadaan sehat. Bahkan, kami meminta permintaan penangguhan, tapi tidak diberikan penyidik. Suami klien kami ini ditahan Tanggal 21 Januari 2025. Sejak itu dianiaya, parahnya 29 Januari 2025 kemarin sudah tidak sadarkan diri. Lukanya ada di kaki, tangan badan dan luka dalam,” terangnya.
Terpisah, PS Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti ketika dikonfirmasi melalui selularnya membenarkan adanya laporkan itu dan akan ditindaklanjuti.
“Laporannya sudah diterima dan dari SPKT akan dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum. Nantinya, laporan itu akan didalami untuk ditindaklanjuti,” terangnya.(BP7).
Komentar