Sandiaga: Pasar Tradisional Merupakan Jantung Perekonomian Daerah
Denpasar-BP: Bakal Cawapres Sandiaga S Uno menegaskan bahwa pasar tradisional merupakan "jantung" perekonomian suatu daerah yang selama ini mampu membentengi rupiah saat terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Untuk itu, saya akan mempromosikan pasar tradisional ini (Pasar Tradisional Sindhu) ke luar Bali agar banyak pengunjung ke tempat ini," katanya saat menyapa para pengunjung Pasar Tradisional Sindhu, Sanur, Denpasar, Minggu.
Setelah mengisi seminar bertema "Menjadi Pengusaha Milineal Berskala Internasional" di kawasan Sanur, Denpasar, Sandiaga S Uno memuji kondisi Pasar Sindhu yang rapih dan bersih. "Pasar Sindhu ini bisa menjadi contoh kondisi pasar terbersih bagi provinsi lain di Nusantara," katanya.
Kedatangan Sandiaga S Uno itu membuat Pasar Tradisional Sindhu, Sanur, itu mendadak riuh dengan tingkah puluhan ibu-ibu pedagang pasar yang langsung mendatangi bacawapres dari pasangan Prabowo Subianto tersebut.
Satu persatu pedagang menyalami Sandiaga, kemudian ibu-ibu itu juga terlihat bergantian berswafoto (selfie) dengan mantan gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam kesempatan itu, pengusaha nasional itu mengaku optimistis bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar akan normal kembali, meski saat ini masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
"Dari dampak dolar naik, Pulau Bali justru diuntungkan dengan kunjungan wisatawan dan ekspornya, namun dalam misi ke depan, perekonomian harus tetap ditingkatkan untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata Sandiaga.
Sementara itu, fluktuasi nilai tukar rupiah belum mempengaruhi tingkat penukaran uang di wilayah Seminyak, Bali, meski di kawasan Seminyak sering terlihat wisatawan yang melakukan penukaran mata uang dolar AS.
Manajer tempat penukaran uang di kawasan Seminyak, Rahman Empang, mengatakan, meski nilai tukar dolar meningkat tajam, namun suasana penukaran uang sampai saat ini masih belum nampak secara siginifikan.
"Penukaran uang asing masih cenderung normal dan mata uang yang ditukarkan kebanyakan masih berupa dolar Australia dan Euro. Kami menduga mereka yang memiliki uang dolar masih menunggu sampai melebihi 15.000 baru menukarkan uang dolar AS-nya," kata Rahman.
Menurut dia, money changer masih memasang rate 14.770 point untuk wisatawan yang menukarkan uang dolar AS, namun bagi wisatawan yang membeli dollar AS dikenai rate 15.000 per-dolar AS.
Sumber: Antara (JP)
Komentar