Jombang, harianbatakpos.com – Tiga santri SD kabur dari pondok pesantren (ponpes) di Jombang karena tak tahan mengalami bullying. Ketiga santri tersebut ditemukan petugas pemadam kebakaran (damkar) di kawasan Mojoagung setelah sempat dilaporkan warga. Peristiwa ini menyoroti isu kekerasan di lingkungan pesantren terhadap santri usia anak.
Tiga santri SD yang kabur masing-masing berinisial AFH (12) dan AH (10), berasal dari Kecamatan Wonosalam, Jombang, serta MK (12) dari Kecamatan Sooko, Mojokerto. Mereka kabur dari sebuah pondok pesantren di Kecamatan Sumobito pada Selasa (22/7) pagi.
Menurut informasi yang dihimpun, aksi pelarian mereka sempat terlihat oleh warga sekitar yang curiga dengan gerak-gerik para santri tersebut. Warga lantas melapor ke Pos Damkar Mojoagung. Petugas damkar langsung melakukan pencarian dan akhirnya menemukan mereka tengah naik becak di sekitar Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mojoagung.
“Mereka kami temukan di RTH Mojoagung saat sedang naik becak. Kemudian langsung kami amankan ke pos damkar,” ujar Reza Maulana, petugas Damkar Mojoagung, Kamis (24/7/2025).
Reza mengungkapkan bahwa ketiga santri mengaku kabur karena sering dibully oleh kakak kelas di pesantren. Mereka kerap disuruh-suruh dan bahkan dipukul jika menolak.
“Saya tanya, katanya mereka sering kena bully dari kakak kelasnya. Kalau tidak menuruti perintah, akan dipukul,” tambah Reza.
Setelah berhasil diamankan, ketiga santri tersebut diberikan edukasi oleh petugas damkar tentang pentingnya keselamatan diri, terutama saat berada di jalan raya. Kasus ini menjadi peringatan bagi pengelola pondok pesantren untuk memperhatikan kenyamanan dan keamanan psikologis santri, khususnya anak-anak.
Ikuti berita Jombang hari ini dan kabar viral lainnya di saluran resmi harianbatakpos.com melalui WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar