Jakarta-BP: Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean tak menerima pernyataan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak membangun infrastruktur apa-apa di Sumatera Utara saat menjabat presiden selama 10 tahun.
Dia pun menyindir Djarot yang sebelumnya kalah pada pemilihan Gubernu Sumatera Utara 2018 lalu.
“Saya dengar @djarotsaifulh bilang SBY belum bangun apa-apa di Sumut. Pantas Djarot kalah di Sumut, dia tidak tau apa yang ada di Sumut. Kualanamu, Tol Tebing itu MP3EI, kereta bandara Medan, bandara Silangit. Dan banyak lagi,” kata Ferdinand lewat Twitter, Minggu (16/12/2018).
Kemudian, Ferdinand mengatakan bahwa SBY juga sudah mendapat gelar adat Batak. SBY saat itu dianugerahi gelar Patuan Sorimulia Raja oleh Lembaga Adat Batak Angkola. Pemberian gelar itu merupakan salah satu acara dalam peresmian Museum Batak di Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara dan gelar tersebut merupakan gelar kehormatan tertinggi Batak Mandailing yang diartikan sebagai “Paduka Tuan”.
“SBY juga sudah dapat gelar adat Batak, Jokowi belum,” ujar Ferdinand.
https://twitter.com/Ferdinand_Haean/status/1074293872715419649
Selain Ferdinand, politisi Partai Demokrat Sartono Hutomo juga memberikan klarifikasi atas pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Dia menyebut apa saja yang telah dibangun di Sumut saat SBY memimpin. Sartono juga tak segan menulis jumlah nominal yang telah dikeluarkan untuk pembangunan tersebut.
“Saudara Djarot saya jawab: membangun apa SBY di Sumut: 1. Pembangunan Bandarudara Kualanamu dengan Biaya 5,8T. 2) Jalur ganda (double track) kereta api Medan-kualanamu 878 m. 3) Pembangkit tenaga panas bumi sarula nila 17,562 T. 4) Tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi 5,25 T dll,” ungkap Sartono di Twitter, Minggu (16/12/2018).
Sdr Djarot sy Jawab: membangun apa SBY di Sumut:1Pembangunan Bandarudara Kualanamu dg Biaya 5,8T.2) Jalur ganda(double track)kereta api Medan-kualanamu878m.3) Pembangkit tenaga panas Bumi sarula nila17,562T.4)Tol medan kuala namu tebing tinggi 5,25T Dll https://t.co/idwVY6sPwk
— Sartono Hutomo (@SartonoHutomo) December 16, 2018
Kemudian, Ustaz Tengku Zulkarnain juga menyoroti pernyataan Djarot. Dia menyebut jika tidak ada Bandara Kualanamu, Djarot harus naik ojek online dari Jakarta ke Medan.
“Mas Djarot 10 tahun SBY berkuasa anda tanya SBY membangun apa di Sumut? Aiport Kuala Namu yang megah itu dan keretanya beliau yang bangun. Tidak ada itu anda naik gojek dari Jakarta ke Medan. Jalan Tol Binjai-Medan-Rampah beliau yang mulai. Walau yang gunting pita orang lain,” kata dia di Twitter, Senin (17/12/2018).
https://twitter.com/ustadtengkuzul/status/1074547529901998081
Djarot: 10 Tahun Pak SBY Bangun Apa di Sumut?
Djarot Saiful Hidayat sebelumnya membandingkan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara era Pemerintahan SBY dan era Joko Widodo. “Sampai saya tuh berpikir begini, 10 tahun kita membangun zaman Pak SBY, yang dibangun di Sumatera Utara ini opo? Ono ora?” tanya Djarot kepada ribuan kader dari Asahan, Tanjung Balai, Batubara dan Labuhan Batu Utara yang hadir dalam rapat konsolidasi di Asahan, Minggu (16/12/2018).
Sementara di era Presiden Jokowi, Djarot menyebut pembangunan di berbagai daerah telah dilakukan, termasuk di Sumut. Djarot mengatakan, empat tahun era pemerintahan Jokowi, terdapat pembangunan beberapa ruas jalan tol di Sumut.
“Kalau jalan tol sudah sampai Tebing Tinggi, itu terasa sudah sampai Medan. Karena sekarang, Tebing Tinggi ke Medan 30 menitan saja,” kata Djarot.
Tebing Tinggi Deli adalah kotamadya yang letaknya berbatasan dengan Kisaran. Sebelum ke Medan, orang dari Kisaran harus melewati Tebing Tinggi Deli dan jalur Tebing Tinggi-Medan sudah dibangun jalan tol.
Apalagi jalan tol dari Tebing sampai Kuala Tanjung tengah dibangun untuk memudahkan pergerakan masyarakat serta barang dan jasa.
Menurut Djarot, pembangunan infrastruktur adalah kunci untuk mengembangkan wilayah industri baru di daerah tingkat II di Sumut. Selama ini, perekonomian hanya terpusat di beberapa kota saja, khususnya Kota Medan.
(Akurat) BP/JP
Komentar