Headline Nasional
Beranda » Berita » Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Tonggak Kesadaran Menuju Indonesia Merdeka

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Tonggak Kesadaran Menuju Indonesia Merdeka

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Tonggak Kesadaran Menuju Indonesia Merdeka
Potret Mahasiswa Sekolah Dokter Bumiputra (STOVIA) yang banyak menjadi anggota Budi Utomo. (Foto: Wikimedia Commons)

Jakarta, HarianBatakpos.com – Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap 20 Mei sebagai simbol perjuangan dan kesadaran kolektif bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan. Momen ini menandai kebangkitan semangat nasionalisme yang lahir dari penderitaan panjang akibat penjajahan, serta lahirnya organisasi-organisasi pergerakan yang mengawali kesadaran sebagai satu bangsa.

Kebangkitan ini diawali oleh pendirian Boedi Utomo, yang menjadi cikal bakal Hari Kebangkitan Nasional dan simbol awal gerakan nasional yang terorganisir. Organisasi ini lahir dari semangat para pelajar STOVIA di Jakarta, dipimpin oleh Dr. Soetomo dan terinspirasi oleh gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berasal dari Surakarta. Fokus utama mereka adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, budaya, dan kesehatan masyarakat.

Pada awal abad ke-20, rakyat Indonesia mulai menyadari bahwa mereka bukan lagi sekadar kelompok suku yang terpisah, tetapi bagian dari satu kesatuan bernama Indonesia. Perasaan ini diperkuat oleh penderitaan akibat sistem kolonial Belanda yang menindas rakyat melalui politik liberal dan eksploitasi ekonomi. Penulis seperti Eduard Douwes Dekker melalui novelnya Max Havelaar ikut menyuarakan penderitaan rakyat, hingga akhirnya lahirlah kebijakan “Politik Etis” dari pemerintah Belanda, yang membuka sedikit ruang bagi pendidikan pribumi.

Profil Danrem 092 Brigjen TNI Mohammad Sjahroni

Namun, akses pendidikan saat itu masih sangat terbatas, hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Di tengah kesenjangan tersebut, muncul kelompok intelektual pribumi yang menjadi motor penggerak lahirnya organisasi-organisasi nasionalis, dimulai dari Boedi Utomo hingga Sarekat Islam, Muhammadiyah, Taman Siswa, dan lainnya. Hari Kebangkitan Nasional menjadi simbol bahwa pendidikan, kebudayaan, dan kesadaran sebagai bangsa merupakan kekuatan utama dalam melawan penjajahan.

Presiden Soekarno kemudian menetapkan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 1948, bertepatan dengan 40 tahun lahirnya Boedi Utomo. Penetapan ini diperkuat melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 sebagai hari nasional yang bukan hari libur. Sejak saat itu, Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tahun sebagai momen penting untuk memperkuat semangat persatuan dan nasionalisme.

Makna Hari Kebangkitan Nasional tak hanya sekadar memperingati sejarah, tetapi juga menjadi pengingat bahwa bangsa Indonesia mampu bangkit, bersatu, dan membangun di tengah tantangan zaman. Semangat ini harus terus diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi fondasi dalam membangun demokrasi, menjaga kedaulatan, dan menciptakan keadilan sosial.

Hari Kebangkitan Nasional mengajarkan bahwa kesadaran akan persatuan dan tekad bersama adalah kunci kebangkitan bangsa. Di era modern yang penuh tantangan, semangat ini tetap relevan untuk menghadapi globalisasi dan menjaga identitas bangsa Indonesia.

Profil Lengkap Hanif Faisol, Menteri Lingkungan Hidup

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan