Sejarah
Beranda » Berita » Sejarah Keberadaan Sidang Isbat di Indonesia

Sejarah Keberadaan Sidang Isbat di Indonesia

Sumber: nasional.kompas.com

Sidang Isbat merupakan sebuah proses pengumuman resmi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menentukan awal bulan Hijriah berdasarkan penentuan pengamatan hilal atau perhitungan matematis. Di Indonesia, Sidang Isbat memiliki sejarah yang kaya dan merupakan bagian penting dari kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Muslim.

Sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan rutin digelar tidak lama setelah Kemenang (dahulu Departemen Agama) dibentuk pada 3 Januari 1946.

Kemenag memang diberi kewenangan buat menetapkan hari raya. Kegiatan isbat mulai berjalan pada 1950 dengan menghadirkan para ulama untuk penentuan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Pacu Jalur Kuansing, Warisan Budaya Riau yang Mendunia

Departemen Agama kemudian membentuk Badan Hisab Rukyat (BHR) pada 1972 untuk menyeragamkan pelaksanaan hari raya Islam. Saat itu BHR dipimpin oleh pakar ilmu falak yang juga kader Muhammadiyah, Sa’adoeddin Djambek.

Badan tersebut mengemban tugas menentukan hari-hari besar Islam dan hari libur nasional, menyeragamkan awal bulan Hijriah yang berkaitan dengan ibadah seperti 1 Ramadhan, 1 Syawal (Idul Fitri), dan 10 Zulhijjah (Idul Adha).

Proses Sidang Isbat

Proses Sidang Isbat biasanya melibatkan beberapa pihak, termasuk ulama, ahli astronomi, serta perwakilan pemerintah. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan apakah hilal telah terlihat atau tidak, atau apakah perhitungan matematis menunjukkan bahwa awal bulan Hijriah sudah dimulai.

Sidang Isbat biasanya dilakukan setiap bulan, terutama menjelang awal bulan Ramadhan, Syawal (Idul Fitri), dan Dzulhijjah (Idul Adha). Pada Sidang Isbat, hasil pengamatan dan perhitungan tersebut diumumkan secara resmi kepada masyarakat.

Sejarah Hari Bank Indonesia 5 Juli, Tonggak Kedaulatan Moneter RI

Fungsi Sidang Isbat

Menjaga Kesatuan Umat Muslim

Sidang Isbat memiliki peran penting dalam menjaga kesatuan umat Muslim dalam memulai ibadah puasa, perayaan Idul Fitri, dan Idul Adha. Dengan adanya Sidang Isbat, umat Muslim dapat bersama-sama memulai dan mengakhiri ibadah secara serentak.

Menghormati Tradisi Lokal

Di Indonesia, Sidang Isbat juga menghormati tradisi lokal dalam menentukan awal bulan Hijriah. Misalnya, masyarakat di beberapa daerah masih menggunakan metode pengamatan hilal secara langsung untuk menentukan awal bulan baru.

Mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan

Sidang Isbat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, seperti astronomi, dengan ajaran agama. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mendorong pemahaman yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan umat.

Sidang Isbat di Indonesia memiliki sejarah panjang dan signifikansi yang penting dalam kehidupan umat Muslim. Melalui proses ini, kesatuan umat dalam memulai ibadah puasa, perayaan Idul Fitri, dan Idul Adha dapat terjaga.

Selain itu, Sidang Isbat juga mencerminkan integrasi antara ilmu pengetahuan dan ajaran agama serta peran pemerintah dalam menjaga harmoni sosial dan keagamaan. Dengan demikian, Sidang Isbat menjadi salah satu wujud nyata dari keberagaman dan kedamaian dalam kehidupan beragama di Indonesia.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *