Penyatuan Jerman adalah peristiwa penting dalam sejarah Eropa yang terjadi pada abad ke-19 dan mengubah wajah politik dan budaya benua tersebut. Proses ini mempertemukan banyak kerajaan dan negara kota kecil menjadi satu entitas yang disebut Kekaisaran Jerman.
Sebelum penyatuan, wilayah Jerman terdiri dari banyak entitas kecil yang disebut negara kota, kekaisaran, dan wilayah kerajaan. Pada awal abad ke-19, Jerman terbagi menjadi ratusan negara kecil yang saling bersaing dan sering kali bertikai satu sama lain.
Salah satu faktor pemicu penyatuan adalah Perang Napoleon dan invasi Napoleon ke wilayah Jerman. Meskipun Napoleon berhasil mendirikan Konfederasi Rhein yang mempersatukan beberapa negara Jerman kecil di bawah kekuasaannya, invasinya juga memicu semangat nasionalisme Jerman.
Latar Belakang Terjadinya Penyatuan Jerman
Kekalahan Jerman saat Perang Dunia II mengakibatkan negara ini terbagi menjadi empat zona pendudukan di bawah kekuasaan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Soviet. Pembagian tersebut diatur dalam Perjanjian Postdam yang disepakati pada 2 Agustus 1945.
Antara 1947 dan 1949, tiga zona Barat yang masing-masing diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis digabungkan, membentuk Republik Federal Jerman (Jerman Barat). Sementara Jerman Timur yang diduduki oleh Uni Soviet menjadi Republik Demokratik Jerman.
Perpecahan semakin terasa saat dilakukan pembatasan wilayah dengan membangun Tembok Berlin pada 1961. Hingga pada 1980-an, kekuatan politik dan ekonomi Uni Soviet mulai melemah. Sejalan dengan itu, intervensi mereka atas politik Blok Timur terus berkurang.
Situasi semakin memburuk saat kebijakan Glasnost (keterbukaan politik) dan Perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang diterapkan oleh Sekretaris Jenderal Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengalami kegagalan. Hal itu kemudian mendorong rakyat Jerman Timur untuk melakukan pemberontakan dan revolusi demi lepas dari Uni Soviet.
Proses Penyatuan Jerman
Pada 1989, terjadi demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat Jerman Timur dan peruntuhan Tembok Berlin. Hancurnya tembok pembatas yang oleh Churchill disebut sebagai “Tirai Besi” ini menjadi tanda runtuhnya rezim komunis di Jerman Timur.
Meski perbatasan masih dijaga ketat, ribuan orang Jerman Timur mulai berani melarikan diri ke Jerman Barat. Peristiwa tersebut mendorong diadakan pemilihan umum bebas pertama di Jerman Timur pada 18 Maret 1990. Wakil rakyat terpilih kemudian diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat membahas tentang pernyatuan kembali.
Dampak Penyatuan Jerman
Pengaruh reunifikasi Jerman bagi kehidupan sosial global pada tahun 1990 adalah meningkatnya angka pengangguran. Hal itu disebabkan oleh biaya persatuan ulang yang sangat tinggi hingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jerman tersendat.
Walaupun Jerman Barat berusaha melakukan investasi besar-besaran, banyak industri di Jerman Timur yang hancur dan terpaksa tutup. Dua bulan setelah proses reunifikasi, dilangsungkan pemilu di seluruh Jerman untuk yang pertama kali sejak 1932.
Pemilu tersebut dimenangkan oleh koalisi Liberal-Kapitalis, dengan Helmut Kohl sebagai pemimpinnya. Dengan kemenangan ini, ideologi Liberal Kapitalis secara resmi mengakhiri ideologi komunis Jerman.
Tidak hanya merubah kondisi ekonomi, penyatuan Jerman juga membuat Jerman yang berubah secara ideologis. Hingga kini perpecahan Jerman bisa ditelusuri ulang lewat sejarah dan Tembok Berlin yang masih ada sampai saat ini.
Komentar