Daerah Nasional Peristiwa Sejarah Sosial
Beranda » Berita » Sejarah Perundingan Linggarjati dan Dampaknya untuk Indonesia

Sejarah Perundingan Linggarjati dan Dampaknya untuk Indonesia

Sumber: detik.com

Perundingan Linggarjati merupakan salah satu momen krusial dalam sejarah Indonesia yang menandai langkah awal menuju kemerdekaan. Perundingan ini diadakan pada tahun 1946 antara pemerintah Belanda dan perwakilan Republik Indonesia di sebuah kediaman di Linggarjati, Jawa Barat.

 

Kesepakatan yang dicapai dalam perundingan ini menjadi landasan penting bagi pembentukan Republik Indonesia yang merdeka. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai sejarah perundingan Linggarjati dan dampaknya bagi eksistensi Indonesia sebagai sebuah negara.

Viral Video Oknum Dishub Cekcok dengan Sopir Truk

 

Latar Belakang Perundingan Linggarjati

 

Latar belakang dari perundingan ini dapat ditelusuri kembali ke periode setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Setelah proklamasi, Belanda berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia.

 

Pengantin Wanita Nangis Histeris Usai Tertipu Dekorasi Rp30 Juta, Viral di TikTok

Konflik antara pemerintah Belanda dan Republik Indonesia yang baru merdeka terjadi, yang kemudian melahirkan Perang Pasca Kemerdekaan Indonesia. Dalam konteks ini, Perundingan Linggarjati menjadi upaya perdamaian yang signifikan antara kedua belah pihak.

 

Diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perundingan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan mengenai kedudukan Indonesia sebagai negara merdeka di bawah pengawasan Belanda.

 

Perundingan Linggarjati dimulai pada tanggal 8 November 1946 dan berlangsung hingga 12 November 1946. Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Wim Schermerhorn. Beberapa tokoh penting dari kedua belah pihak terlibat dalam perundingan tersebut, termasuk Soetan Ibrahim sebagai ketua delegasi Indonesia dan Van Roijen sebagai ketua delegasi Belanda.

 

Hasil Perundingan Linggarjati

 

Hasil utama dari Perundingan Linggarjati adalah kesepakatan Linggarjati yang ditandatangani pada tanggal 15 November 1946. Kesepakatan ini menyatakan bahwa Belanda akan mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dalam kaitannya dengan kesatuan kerajaan Belanda, yang kemudian akan menjadi bagian dari Negara Indonesia Serikat (NIS).

 

Republik Indonesia disepakati sebagai bagian dari NIS, dengan hak untuk mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Namun, kesepakatan ini tidak berlangsung tanpa kontroversi. Banyak pihak di Indonesia menentang kesepakatan ini karena dianggap tidak memenuhi cita-cita kemerdekaan yang sebenarnya.

 

Persetujuan tersebut menimbulkan protes di kalangan masyarakat dan di dalam pemerintahan sendiri. Berikut adalah isi dari Perjanjian Linggarjati secara lengkap.

 

  • Belanda mengakui wilayah Indonesia yang mencakup Jawa, Sumatra, dan Madura. Belanda harus meninggalkan Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 1949.
  • Indonesia dan Belanda setuju membentuk negara serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat terdiri dari RI, Kalimantan, dan Timur Besar. Pembentukan RIS ini dilangsungkan sebelum 1 Januari 1949.
  • RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang dipimpin oleh Ratu Belanda.

Meskipun demikian, Perundingan Linggarjati menandai langkah awal menuju penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda. Kesepakatan ini memberikan fondasi bagi pembentukan Republik Indonesia yang merdeka secara politik. Walau akhirnya, Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 menjadi titik akhir dari perjuangan diplomasi ini, di mana kedua belah pihak sepakat untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

 

Dampak Perjanjian Linggarjati

 

Perundingan Linggarjati memiliki dampak positif dan negatif, dampak positifnya adalah pengakuan de facto wilayah RI yang mencakup Jawa, Madura dan Sumatera. Sedangkan dampak negatifnya adalah wilayah Indonesia belum diakui secara penuh.

 

Dengan demikian, Perundingan Linggarjati tetap diingat dalam sejarah Indonesia sebagai tonggak penting yang menandai perjuangan menuju kemerdekaan. Perundingan ini juga sebagai contoh penting tentang bagaimana diplomasi dan negosiasi dapat memainkan peran kunci dalam menyelesaikan konflik internasional.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan