Daerah Internasional Mancanegara Peristiwa Sejarah
Beranda » Berita » Sejarah Wabah Hitam: Awal Mula dan Bagaimana Berakhirnya

Sejarah Wabah Hitam: Awal Mula dan Bagaimana Berakhirnya

Sumber: kompas.com

Wabah Hitam juga dikenal sebagai Black Death, adalah salah satu wabah penyakit paling mematikan dalam sejarah manusia. Black Death atau Maut Hitam adalah peristiwa pandemi yang melanda Eropa, Asia, dan Afrika Utara antara 1347-1353.

 

Nama Black Death diambil dari gejala penderita, yang biasanya mengalami kulit menghitam pada bagian jari tangan dan kaki atau ujung hidung, akibat adanya jaringan yang mati. Penyebab wabah Black Death adalah infeksi bakteri Yersinia pestis yang disebarkan oleh kutu. Wabah Black Death yang berlangsung selama sekitar tujuh tahun diperkirakan merenggut nyawa 75-200 juta jiwa.

Intelijen Iran Tangkap 26 Tersangka Mata-Mata Israel Usai Gencatan Senjata

 

Asal Usul Wabah Hitam

 

Wabah Hitam pertama kali muncul di Asia Tengah pada abad ke-14. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang ditularkan oleh kutu yang menginfeksi hewan pengerat, terutama tikus. Wabah ini kemudian menyebar ke Eropa melalui perdagangan dan perjalanan laut.

 

Jenazah Turis Brasil Korban Kecelakaan di Gunung Rinjani Akan Diautopsi Sebelum Dipulangkan

Wabah pes Black Death memasuki Eropa pada Oktober 1347, ketika 12 kapal dagang dari arah Laut Hitam berlabuh di Messina, Sisilia, Italia. Setibanya di dermaga, sebagian besar awak kapal telah tewas dan yang masih hidup menderita bisul hitam bernanah.

 

Sebelum kedatangan kapal tersebut, masyarakat Eropa telah mendengar desas-desus mengenai wabah pes yang menyebar dari China dan Asia Tengah melalui jalur pedagangan. Penyebaran wabah Black Death memuncak di negara-negara Eropa antara 1347-1351.

 

Penyebaran Wabah Hitam

 

Wabah Black Death menyerang sistem limfatik yang menyebabkan pembengkakan di kelenjar getah bening, dan apabila tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke darah atau paru-paru. Wabah ini sangat menular, bahkan orang yang sehat bisa meninggal dalam hitungan jam setelah melakukan kontak dengan penderita.

 

Ketika wabah menyebar pada pertengahan abad ke-14, Black Death adalah fenomena baru, di mana orang-orang tidak mengerti cara penularannya ataupun cara mengobatinya. Pada puncak pandemi, bahkan tidak sedikit dokter yang menolak untuk menemui pasien dan kegiatan keagamaan dihentikan. Setelah diperdebatkan oleh para ahli selama beberapa abad, penelitian terkait penyebab Black Death mulai mendapat titik terang pada akhir abad ke-19.

 

Wabah Hitam menyebar dengan cepat melalui kutu yang terinfeksi dari tikus ke manusia. Kota-kota besar seperti Venesia, Florens, dan Paris menderita angka kematian yang sangat tinggi, sementara desa-desa dan komunitas pedesaan tidak luput dari wabah ini. Selain mengakibatkan kematian massal, Wabah Hitam juga menyebabkan kerusakan sosial, ekonomi, dan politik yang parah di Eropa.

 

Akhir Pandemi Wabah Hitam

 

Pandemi Wabah Hitam secara bertahap berakhir seiring dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada abad ke-19, pengetahuan tentang penyakit menular dan kebersihan pribadi meningkat secara signifikan.

 

Vaksinasi, perbaikan sanitasi, dan praktik kesehatan masyarakat seperti karantina dan isolasi membantu mengendalikan penyebaran penyakit. Meskipun wabah Yersinia pestis masih terjadi di beberapa negara, dampaknya tidak sebesar dalam sejarah.

 

Sejarah Wabah Hitam menyediakan banyak pelajaran berharga bagi kita. Selain menyoroti pentingnya vaksinasi, perawatan kesehatan, dan kebersihan lingkungan, wabah ini juga mengingatkan kita akan ketidakpastian dan kerentanan manusia terhadap penyakit menular.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *