Medan, HarianBatakpos.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru-baru ini mengungkapkan bahwa pemerintah sedang merancang sistem kurikulum baru yang lebih fleksibel bagi siswa, yang dikenal sebagai kurikulum multi-entry dan multi-exit. Sistem ini memungkinkan siswa untuk memulai pendidikan mereka dalam gelombang berbeda tanpa harus mengikuti tahun ajaran yang seragam. “Nanti kurikulumnya modelnya multi-entry dan multi-exit. Jadi anak-anak ini tidak harus masuk pada tahun ajaran yang sama,” ujar Abdul Mu’ti, mencerminkan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Model kurikulum ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa, berbeda dari kurikulum sekolah formal yang telah ada. Dengan sistem ini, siswa akan diasramakan dan dapat segera memulai pembelajaran setelah masuk ke dalam program. “Kita sebut dengan tailor-made, kurikulumnya tailor-made,” tambahnya. Dengan demikian, siswa tidak lagi harus menunggu tahun ajaran baru untuk memulai pendidikan mereka, memberikan kesempatan lebih luas bagi mereka yang terhambat oleh kondisi ekonomi atau faktor lainnya, dilansir dari detik.com.
Selain itu, Mendikdasmen juga membahas mengenai tenaga pendidik yang akan mengajar dalam program ini. Rekrutmen guru masih dalam tahap pembahasan, dengan pemerintah mempertimbangkan sumber rekrutmen dari Asisten Mengajar di Satuan Pendidikan (ASM) atau Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). “Nanti jumlahnya berapa, mereka dari unsur mana, kita akan bahas lebih lanjut setelah nanti Idul Fitri,” kata Mu’ti.
Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah yang meningkat di semua jenjang pendidikan. Dengan adanya Sekolah Rakyat, pemerintah berupaya untuk memberikan pendidikan yang lebih setara bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Abdul Mu’ti menekankan pentingnya sistem ini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Komentar