Ekbis
Beranda » Berita » Sektor Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tantangan Global

Sektor Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tantangan Global

Sektor Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tantangan Global
Sektor Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tantangan Global

Jakarta, HarianBatakpos.com – Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan optimisme terhadap kinerja sektor perbankan di Indonesia. Meskipun pasar modal dan perekonomian global mengalami volatilitas, Wisnubroto meyakini bahwa sektor perbankan Tanah Air akan tetap solid.

Menurutnya, faktor fundamental akan menjadi penopang utama kinerja sektor perbankan, terutama dalam menghadapi era suku bunga tinggi yang diproyeksikan akan berlanjut hingga akhir tahun 2024.

“Kami percaya bahwa dengan kebijakan makroprudensial yang longgar dan likuiditas yang memadai, pertumbuhan kredit akan tetap kuat, mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan sepanjang tahun 2024,” ujar Wisnubroto dalam acara Media Day : April 2024 yang diselenggarakan oleh Mirae Asset Sekuritas di Jakarta pada Selasa kemarin.

Menko Zulhas Tekankan Konsumsi Susu Lokal, Strategi Tingkatkan Gizi Anak Indonesia

Wisnubroto optimis bahwa sektor perbankan akan mencatatkan pertumbuhan kredit yang tinggi, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang berada di kisaran 10-12 persen year on year (yoy).

Data mencatatkan bahwa pertumbuhan kredit pada Januari 2024 mencapai 11,8 persen (yoy), yang merupakan tertinggi dalam hampir lima tahun terakhir. Sementara itu, pertumbuhan kredit pada Februari 2024 juga tergolong tinggi, mencapai 11,3 persen (yoy).

Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan peningkatan pada Januari dan Februari 2024, masing-masing sebesar 5,8 persen (yoy) dan 5,7 persen (yoy), setelah tiga bulan terakhir tahun 2023 yang tumbuh di bawah 4 persen (yoy).

“Rasio kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) juga masih terjaga di bawah 85 persen, dengan tingkat kredit tidak lancar (NPL) yang rendah, memberikan ruang bagi peningkatan pertumbuhan kredit,” tambahnya.

Investasi Rp1.627 Triliun! Indonesia-Singapura Bangun Panel Surya dan Kawasan Industri Hijau

Meski demikian, Wisnubroto menyoroti risiko yang perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas sektor keuangan. Stimulus restrukturisasi kredit perbankan untuk mengatasi dampak COVID-19 yang berakhir pada 31 Maret 2024, diyakini akan membuat perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

Terkait dengan pergerakan mata uang Rupiah, Wisnubroto menilai bahwa dalam jangka menengah sulit untuk diprediksi karena dipengaruhi oleh isu global. Pelemahan Rupiah lebih banyak disebabkan oleh sentimen terkait kebijakan suku bunga The Fed yang berdampak pada volatilitas pasar global.

“Sentimen global ini, yang juga berpengaruh pada arus modal asing keluar dari Indonesia, akan menjadi tantangan bagi Bank Indonesia dalam melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat,” paparnya.

Dengan demikian, meskipun tantangan global masih ada, optimisme terhadap sektor perbankan Indonesia tetap tinggi, didukung oleh faktor fundamental yang kuat serta kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan