Kesehatan
Beranda » Berita » Self-Diagnose: Bahaya Mengandalkan Informasi Kesehatan Mental di Media Sosial

Self-Diagnose: Bahaya Mengandalkan Informasi Kesehatan Mental di Media Sosial

Self-Diagnose: Bahaya Mengandalkan Informasi Kesehatan Mental di Media Sosial (PROHABA.CO)
Self-Diagnose: Bahaya Mengandalkan Informasi Kesehatan Mental di Media Sosial (PROHABA.CO)

Medan, Harianbatakpos.com – Kesehatan mental semakin menjadi topik hangat di tengah masyarakat, terutama di era digital. Kemudahan akses informasi melalui media sosial membuat banyak orang mencari tahu tentang kesehatan mental mereka.

Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul kekhawatiran tentang self-diagnose yang disebabkan oleh konten kesehatan mental di media sosial.

Meningkatnya Kesadaran Kesehatan Mental, Namun…

Kesadaran akan kesehatan mental memang semakin meningkat, yang merupakan kabar baik. Namun, banyak orang yang terjebak dalam self-diagnose tanpa berkonsultasi dengan ahli.

Telinga Berdenging Bisa Jadi Tanda Gendang Telinga Robek, Ini Penjelasannya

“Di satu sisi memang sangat baik melihat masyarakat Indonesia mulai mencari informasi tentang kesehatan mental, tapi faktanya enggak banyak yang berlanjut minta pertolongan pada ahlinya,” ujar Rizky dalam Peluncuran Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia, di TikTok | Pos Aja! Creator House, Jakarta Barat, , dilansir dari pafimanggaraibaratkab.org (20/11/2024).

Konten Kesehatan Mental di Media Sosial: Antara Edukasi dan Bahaya Self-Diagnose

Kemudahan mengakses konten edukasi kesehatan mental di media sosial memang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, tak semua konten yang ada di media sosial berasal dari ahli atau berdasarkan riset ilmiah.

“Banyak orang yang membuat konten kesehatan hanya berdasar pada pengalaman pribadi hidupnya, padahal hal tersebut tidak bisa digeneralisasikan pada setiap orang,” kata Rizky.

Fakta: Hanya Sebagian Kecil yang Mengakses Layanan Profesional

Hasil riset dari komunitas pencegahan bunuh diri Into The Light pada tahun 2021 menunjukkan bahwa hanya 30% orang yang tergerak untuk menemui psikolog atau layanan kesehatan mental lainnya.

9 Kandungan dan Manfaat Kandungan Air Kelapa untuk Kesehatan

“Kami pernah melakukan riset pada Mei hingga Juli 2021, dari 5.200 orang itu cuma 30 persen yang benar-benar sudah menggunakan layanan kesehatan mental,” jelas Rizky.

Pentingnya Konsultasi dengan Ahli

Meskipun informasi tentang kesehatan mental mudah diakses, penting untuk diingat bahwa self-diagnose tidak selalu akurat. Konsultasi dengan ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif.

Konten kesehatan mental di media sosial memang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, namun juga berpotensi memicu self-diagnose yang tidak akurat.

Penting untuk bijak dalam mengonsumsi informasi di media sosial dan selalu berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental jika mengalami gangguan kesehatan mental.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *