Jakarta–Bp: Kontestasi politik menjelang Pilkada Gubernur Sumatera Utara (Sumut) semakin memanas. Bobby Nasution, kader Gerindra yang juga menantu Presiden Jokowi, berhasil meraih dukungan dari tujuh partai politik utama, sementara Edy Rahmayadi, petahana, masih berjuang untuk mendapatkan satu pun dukungan.
Bobby, yang telah didukung oleh Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PKB, PPP, dan Demokrat, mendominasi panggung dengan total 63 kursi DPRD Sumut dari 100 kursi.
Kondisi berbeda dialami oleh Edy Rahmayadi yang belum mendapatkan dukungan dari partai politik manapun, kecuali potensi dari PDIP yang masih dalam tahap pembahasan.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menyoroti dua faktor utama yang mempengaruhi ketimpangan dukungan antara Bobby dan Edy. Pertama, dampak endorse dari Presiden Jokowi yang diyakini memberikan keunggulan tersendiri bagi Bobby. Kedua, status Bobby sebagai kader Gerindra dan potensi dukungan dari koalisi pemerintahan yang dipimpin oleh Gerindra.
Menurut Arifki, hal ini mencerminkan dinamika politik Sumut yang menarik, di mana partai politik besar cenderung memilih pihak yang diyakini dapat memberikan keuntungan strategis di masa depan.
Pendapat serupa disampaikan oleh Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, yang menambahkan bahwa kehadiran figur Jokowi dan Prabowo di balik Bobby memberikan jaminan kuat bagi partai-partai politik untuk mendukungnya.
Di sisi lain, minimnya dukungan untuk Edy Rahmayadi dinilai Agung sebagai akibat dari gaya komunikasi politiknya yang kontroversial dan konflik dengan beberapa partai politik besar.
Kini, semua mata tertuju pada PDIP yang memiliki potensi untuk mengusung paslon tanpa koalisi di Pilgub Sumut, menjadi penentu arah politik Edy Rahmayadi dalam kontestasi mendatang.
Komentar