Pada Agustus 2020, sebuah koin kripto muncul secara anonim dengan nama samaran “Ryoshi”. Koin tersebut bernama Shiba Inu, sebuah koin meme yang menampilkan pesona lucu anjing Shiba Inu, dan dengan cepat mendapatkan perhatian dari komunitas investor. Dengan dipasangkannya berita utama dan dukungan dari tokoh-tokoh ternama seperti Elon Musk dan Vitalik Buterin, Shiba Inu berhasil meraih kepopuleran yang memukau.
Shiba Inu tidak hanya sekadar sebuah koin meme, tetapi juga memiliki tujuan yang jelas. Koin ini bertujuan untuk menjadi mitra berbasis Ethereum untuk algoritma penambangan berbasis Scrypt Dogecoin. Dalam ekosistem kripto yang bertema anjing, Shiba Inu menjadi salah satu yang paling menonjol, bersama dengan koin-koin lain seperti Baby Dogecoin (BabyDoge), Dogecoin (DOGE), JINDO INU (JIND), Alaska Inu (LAS), dan Alaskan Malamute Token (LASM).
Menariknya, Shiba Inu telah mencatatkan dirinya sebagai salah satu kripto terpopuler, bahkan berhasil masuk dalam 15 besar kripto berdasarkan kapitalisasi pasar. Dalam hal ini, Shiba Inu (SHIB) mengukir prestasi sebagai meme coin terbesar kedua setelah pendahulunya, Dogecoin.
Namun, seperti halnya pasar kripto, volatilitas harga tetap menjadi hal yang biasa. Berdasarkan data dari Coinmarketcap pada Selasa (16/4/2024), SHIB Coin harus menghadapi pelemahan sebesar 8,11 persen dalam 24 jam terakhir. Harga SHIB Coin saat ini diperdagangkan di level Rp 0,3527 dengan volume perdagangan dalam 24 jam mencapai Rp 14,5 triliun.
Meskipun mengalami penurunan harga dalam periode singkat tersebut, Shiba Inu masih menduduki peringkat 12 dalam Coinmarketcap, dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 207,8 triliun. Perlu dicatat bahwa dari maksimal suplai yang tersedia, telah terjadi peredaran sebanyak 549 triliun SHIB Coin.
Dengan segala dinamika yang terjadi, Shiba Inu tetap menjadi sorotan utama dalam pasar kripto, menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan dan pengaruh koin ini dalam komunitas investor.
Komentar