Medan, harianbatakpos.com – Sindrom patah hati, atau kardiomiopati takotsubo, merupakan kondisi serius yang dapat muncul akibat stres emosional mendalam. Baru-baru ini, seorang pria berusia 59 tahun di Beijing mengalami gejala ini saat menjalani prosedur medis rutin. Dokter mendiagnosisnya setelah ia mengeluhkan nyeri dada dan sesak napas. Kondisi ini dapat terjadi ketika hormon stres seperti adrenalin meningkat tajam, mengganggu fungsi jantung.
Dilansir dari laman Lambeturah.co.id, meski lebih umum terjadi pada wanita, penelitian menunjukkan bahwa pria dengan sindrom ini memiliki risiko kematian dua kali lipat dibandingkan wanita. Sebuah studi besar menemukan bahwa 11,2 persen pria mengalami kematian akibat kondisi ini.
Mengapa pria lebih rentan? Menurut Dr. Mohammad Reza Movahed, perbedaan hormon menjadi salah satu penyebab utama. Pria cenderung memproduksi lebih banyak hormon stres, yang dapat menyebabkan jantung mengalami syok. Selain itu, bias diagnosis juga memperburuk situasi, karena sindrom ini lebih sering teridentifikasi pada wanita, membuat pengobatan pada pria sering tertunda.
Mengelola stres melalui meditasi atau olahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung. Kasus di Beijing ini mengingatkan kita bahwa kesehatan fisik dan emosional saling terkait.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar