Sejarah
Beranda » Berita » Sisimangaraja XII: Sang Pahlawan Batak dalam Kemerdekaan Indonesia

Sisimangaraja XII: Sang Pahlawan Batak dalam Kemerdekaan Indonesia

Sumber: kompas.com

Sisimangaraja XII, yang memiliki nama lengkap Raja Natagaiman Boripalonta, adalah seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Sebagai seorang pahlawan Batak yang berani dan berpengaruh, Sisimangaraja XII dikenal karena perannya dalam memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda serta perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia.

Masa Muda dan Awal Perjuangan

Sisingamangaradja XII yang bernama asli Patuan Besar Ompu Pulo Batu lahir di Bakkara, Tapanuli, pada 1849.  Ia adalah penerus ayahnya, Sisingamangaradja XI, yang meninggal pada 1876.

Mengungkap Fakta Tersembunyi di Balik Hari Kemerdekaan Indonesia

Gelar Si Sisingamangaradja sendiri digunakan oleh dinasti keluarga Marga Sinambela, yang berarti “Raja Singa Agung”.  Kehormatan Si dari bahasa Sansekerta Sri. Raja Agung (dari bahasa Sansekerta, maharaja).

Singa, karena orang Batak melihat diri mereka dalam mitologi sebagai keturunan dari darah dewa.  Sisimangaradja XII adalah tokoh terakhir yang menjadi Parmalim (pemimpin agama). Ia dianggap sebagai raja dewa dan titisan Batara Guru, Dewa Siwa versi Jawa.

Perlawanan Terhadap Kolonialis Belanda

Selama masa kolonialisme Belanda, Sisimangaraja XII menjadi salah satu pemimpin pemberontakan yang gigih terhadap penjajah. Dia memimpin perlawanan bersama dengan para pejuang lainnya, bertempur untuk menjaga kedaulatan dan martabat bangsa Batak. Sisimangaraja XII dikenal karena keberaniannya dalam memimpin serangan terhadap pos-pos Belanda serta strategi perang yang cermat.

Sisingamangaradja XII sebagai raja Batak menolak adanya upaya penyebaran agama Kristem yang dilakukan oleh para misionaris Belanda di wilayah Batak. Hal ini disebabkan karena Sisingamangaradja khawatir kepercyaan dan tradisi animisme rakyat Batak akan terkikis oleh adanya perkembangan agama Kristen.

Sejarah dan Keistimewaan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Upaya penolakan ini dilakukan dengan cara mengusir zending (organisasi penyebar agama Kristen) yang memaksakan agama Kristen kepada rakyat Batak pada 1877.  Menanggapi tindakan pengusiran ini, para misionaris pun meminta perlindungan dari pemerintah Kolonial Belanda. Sejak saat itu, perang antara rakyat Batak dan Belanda pun terjadi yang disebut Perang Batak.

Penghormatan Indonesia

Pada 17 Juni 1907, Sisingamangaradja XII tewas dalam peperangan di Dairi bersama putrinya Lopian, dan kedua putranya, Patuan Nagari dan Patuan Anggi.  Ia disergap oleh sekelompok anggota dari pasukan khusus Belanda, Korps Marsose.

Ia menghadapi pasukan Korps Marsose sembari memegang senjata Piso Gaja Dompak. Kopral Souhoka, pasukan Belanda, yang merupakan penembak jitu, mendaratkan tembakannya ke kepala Sisingamangaradja XII tepat di bawah telinganya.

Ia kemudian dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung. Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige pada 14 Juni 1953 yang dibangun oleh pemerintah.

Sisimangaraja XII adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah perjuangan Indonesia. Dengan keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda dan peran pentingnya dalam mendukung kemerdekaan Indonesia, dia layak dihormati sebagai salah satu pahlawan nasional.

Kisah hidupnya mengajarkan kita akan pentingnya mempertahankan martabat dan kebebasan bangsa serta memberikan inspirasi bagi generasi masa depan untuk terus berjuang demi masa depan yang lebih baik.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan