Medan-BP: Situasi perekonomian ditengah tengah masyarakat dibeberapa kawasan kota Medan dan Deli Sedang akhir akhir ini nyaris melemah.
Kondisi ini disebabkan sulitnya masyrakat mendapatkan uang sebagai alat tukar. Apalagi akibat pengaruh penyakit Hog Cholera pada ternak babi yang terjadi beberapa waktu di Medan, Deli Serdang dan Kabupaten lainnya.
Sehingga puluhan ribu ekor ternak babi yang mati dibuang ke sungai membuat masyrakat enggan mengkonsumsi ikan.
Tentu saja sangat berpengaruh bagi para pedagang ikan dan pedagang daging babi dipusat pasar juga di pasar tradisional. Akibatnya membuat dagangan mereka tidak laku.
Pengaruh lain adalah para peternak babi yang mana ternak babi nya semua mati.
Tadinya dari hasil ternak babi yang diharapkan untuk membutuhi kehidupan mereka. Tak terduga kesulitan perekonomian yang dialami kalangan peternak babi itu jadi nyata.
Apalagi menyambut hari besar umat kristiani. Baik hari Natal dan tahun baru 2020, diperkirakan sejumlah ribuan keluarga dikawasan Helvetia
Medan dan Deli Serdang diketahui tidak bersemangat karena sulitnya mendapat uang.
Sebagaimana penuturan Mr Simamora juga ny Boru Pasaribu dikawasan Helvetia Deli Serdang kepada kru media ini kemarin mengaku kewalahan akibat ternak babinya berjumlah puluhan ekor mati diserang isu Hog Cholera.
“Ternak kami disekitar desa ini semuanya mati. Tak satu ekor yang hidup”, tuturnya.
Ternak babi yang mati telah ditanam massal dilahan yang kosong yang disediakan pemerintah, jelas Mr Pasaribu.
“Ada sekira ratusan keluarga beternak babi didesa ini. Sebelumnya dari hasil ternak ini digunakan untuk persediaan menyambut natal dan tahun baru 2029, katanya.
Dikesempatan lain, bapak Nova dan ibu Rajagukguk selaku pedagang dan penyalur sembako (sembilan bahan pokok) mengatakan bahwa transaksi jual beli di sekitar ini memang sangat melemah. Hal ini dibuktikan dengan lemahnya daya beli masyarakat akibat sulitnya perekonomian.
Sementara Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pusat Pasar Tradisional, Jalan Sutomo, Kota Medan, Rabu (4/12/2019).
Sidak ini dilakukannya tidak sendiri, melainkan bersama Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kementerian Perdagangan, Very Anggrijono.
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Zonny Waldi, Kepala Bulog dan Satgas Pangan itu untuk memantau harga kebutuhan pokok di pasaran jelang perayaan Natal dan pergantian tahun.
Perihal ini dlakukan untuk dapat memantau kenaikan harga bahan pokok jelang hari raya Natal dan menyambut Tahun Baru 2020. Dirinya berharap naiknya harga bahan pokok ini tidak terjadi sampai akhir tahun.
“Pada umumnya tidak ada harga yang bermasalah. Hanya kita temukan beberapa yang harus kita tertibkan. Mudah-mudahan selesai hari raya Natal dan Tahun Baru tidak ada masalah,” kata Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi mengatakan, harga komoditi di pasar tradisional baik itu cabai merah, bawang, daging dan telur ayam, masih dalam kondisi stabil. Namun yang menjadi persoalan terkait adanya isu Hog Cholera yang menyerang ternak babi mengakibatkan masyarakat takut membeli ikan dan beralih ke daging ayam dan telur ayam.
Gubernur Edy Rahmayadi memastikan untuk stok ketersediaan beras di Sumatera Utara menyambut natal dan tahun baru masih aman, ujarnya. (BP/MM)
Komentar