Skandal Perpisahan SMKN 1 Tejakula: Pesta DJ di Tengah Keprihatinan Bali Menuai Kecaman

Medan, HarianBatakpos.com - Sebuah gelombang kejutan dan perdebatan sengit melanda dunia maya menyusul tersebarnya video viral perpisahan SMKN 1 Tejakula. Perayaan kelulusan siswa sekolah menengah kejuruan di Buleleng, Bali, ini menampilkan pemandangan yang tak lazim: sebuah pesta riuh rendah dengan iringan musik dari seorang Disc Jockey (DJ).
Video yang awalnya diunggah oleh akun Instagram @djdiahkrisna memperlihatkan para siswa-siswi yang masih mengenakan seragam putih abu-abu larut dalam alunan musik elektronik, lengkap dengan tata panggung dan peralatan DJ profesional. Kendati video tersebut kini telah lenyap dari peredaran, jejak digitalnya terlanjur menyebar luas di berbagai platform media sosial, memicu beragam reaksi keras dari warganet hingga tokoh masyarakat Bali, dilansir dari laman Lambeturah.co.id.
Salah satu suara lantang yang merespons kejadian viral perpisahan SMKN 1 Tejakula ini adalah Arya Wedakarna (AWK), seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Bali. Melalui akun Instagram resminya, AWK menyampaikan keprihatinan mendalam atas terselenggaranya acara tersebut. Dalam unggahannya, ia menuliskan, "Temuan SMKN 1 Tejakula Buleleng ✅ Tunggu AWK sidak ke sekolah yg doyan party… Bali sedang prihatin, sing ada ekonomi mejalan, kok bisa-bisanya perpisahan sekolah begini." Pernyataan ini secara eksplisit menyoroti ketidaksesuaian antara konsep perayaan dengan kondisi sosial ekonomi Bali yang tengah mengalami tantangan.
Fenomena perayaan kelulusan dengan sentuhan pesta DJ bukanlah narasi baru dalam konteks pendidikan di Indonesia. Sebelumnya, SMKN 1 Dlanggu di Mojokerto juga sempat menjadi pusat perhatian publik setelah menggelar acara serupa. Respons tegas datang dari pihak Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang memberikan teguran keras dan menekankan bahwa esensi perayaan kelulusan seharusnya lebih berfokus pada kesederhanaan dan nilai-nilai pendidikan yang luhur. Bahkan, Kepala Cabdindik Jawa Timur Wilayah Kabupaten-Kota Mojokerto, Mudianto, secara eksplisit menyatakan bahwa sekolah yang terbukti melanggar dapat dikenai sanksi berat, termasuk kemungkinan pencopotan jabatan kepala sekolah.
Di Pulau Dewata sendiri, preseden perayaan kelulusan dengan mengundang DJ juga pernah tercatat, yakni di SMA Negeri 1 Payangan, Gianyar. Acara tersebut sempat viral perpisahan SMKN 1 Tejakula setelah video yang menampilkan DJ Berlin Bintang menghibur para siswa-siswi tersebar di jagat maya. Meskipun menuai beragam komentar, tak sedikit yang menilai acara tersebut sebagai momen kebersamaan yang menyenangkan dan akan menjadi kenangan manis di kemudian hari.
Namun, pandangan terhadap konsep perayaan kelulusan yang menyerupai pesta hiburan malam ini tidaklah tunggal. Berbagai kasus di belahan daerah lain di Indonesia mengindikasikan bahwa acara perpisahan dengan atmosfer layaknya klub malam berpotensi besar menimbulkan kontroversi, terutama jika melanggar norma-norma etika dan peraturan yang berlaku dalam lingkungan pendidikan. Sebagai contoh, di Jambi, sebuah acara perpisahan SMAN 1 Tanjung Jabung Barat yang diselenggarakan di Kantor Bupati dengan suasana yang kental dengan nuansa diskotek terpaksa dibubarkan oleh aparat kepolisian karena dinilai tidak selaras dengan nilai-nilai kesopanan dan kepatutan.
Hingga saat artikel ini ditulis, pihak SMKN 1 Tejakula belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait viral perpisahan SMKN 1 Tejakula yang telah menjadi buah bibir di masyarakat. Kendati demikian, insiden ini menjadi sebuah pengingat krusial bagi seluruh elemen masyarakat, terutama pihak sekolah dan siswa, untuk lebih arif dan bijaksana dalam merayakan setiap momen penting. Esensi perayaan hendaknya tetap berakar pada nilai-nilai pendidikan, penghormatan terhadap norma sosial, dan kesadaran akan konteks lingkungan sekitar.
Komentar