HarianBatakpos.com- Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) mendapat sorotan tajam setelah laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan kegagalan program ini dalam mengembalikan uang tabungan kepada ratusan ribu peserta. Menurut laporan tersebut, jumlahnya mencapai Rp 567 miliar!
Laporan tersebut, yang dibuat oleh Auditorat Utama Keuangan Negara III, menyoroti fakta bahwa Tapera gagal mengembalikan uang simpanan kepada 124.960 orang peserta, baik yang sudah pensiun maupun yang meninggal dunia. Meski telah memasuki tahun 2021, uang senilai tersebut masih belum kembali kepada peserta yang berhak.
Berdasarkan laporan tersebut, sebanyak 25.764 peserta yang telah meninggal dunia masih memiliki saldo tabungan senilai Rp 91 miliar, sedangkan 99.196 peserta yang sudah pensiun memiliki saldo senilai Rp 476 miliar. Namun, karena status mereka masih tercatat sebagai peserta aktif, uang simpanan dan hasil pemupukan simpanan mereka tidak dapat diberikan kepada ahli waris atau pensiunan.
Selain itu, laporan juga menyoroti kurangnya pemutakhiran data oleh pemberi kerja kepada BP Tapera. Sebanyak 191 nama peserta yang diajukan untuk konfirmasi, ternyata masih tercatat sebagai peserta aktif meskipun sudah meninggal dunia atau pensiun. Akibatnya, proses pengembalian uang kepada mereka terhambat.
Direktur Operasi dan Pengerahan BP Tapera menyatakan bahwa meskipun telah menggelar sosialisasi tentang pemutakhiran data, namun keterbatasan sumber daya di pihak pemberi kerja menyebabkan terjadinya ketidaktertiban atau kekurangcermatan dalam proses tersebut.
Atas temuan ini, BPK merekomendasikan agar Tapera segera mengembalikan uang tabungan kepada peserta yang berhak, dengan total mencapai Rp 567 miliar. Sorotan terhadap kegagalan Tapera dalam mengelola dana peserta semakin memperjelas urgensi untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Komentar