Jakarta-BP: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan tidak ada kendala dalam distribusi minyak sawit sebagai bahan baku B2o di pelabuhan-pelabuhan yang berada di bawah otoritas Kementerian Perhubungan.
Kalaupun ada kendala distribusi, itu lebih disebabkan koordinasi yang belum optimal dalam rantai pasok bahan baku dari Badan Usaha yang memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN) ke Pertamina atau distributor BBM lainnya yang melakukan proses produksi dan distribusi B20.
“Saya pikir B2o ini satu program yang baru, kita mencari cara terbaik untuk melakukan itu. Kalau kita mikir di meja kan, hari ini kita ngomong, maunya besok ada kan, padahal infrastruktur belum tentu ada,” kata Budi Karya usai gelaran HUBRUN di Gelora Bung Karno, Minggu (23/9/2018) pagi.
“Nah buatlah perencanaan yang pasti, siapa yang akan mensuplai, periode waktunya, siapa yang menyediakan kapal pengangkut untuk pengiriman, siapa yang akan menerima. Kalau sudah terencana, tentu akan berjalan. Jadi saya pikir kalaupun ada kendala, hanya soal belum adanya koordinasi yang maksimal,” imbuhnya.
Menhub menegaskan bahwa seluruh pemangku kepentingan di bawah pimpinannya harus mendukung implementasi mandatori B2o.
“Saya sudah kumpulkan semua stakeholder Perhubungan, harus mendukung B20. Di pelabuhan nggak ada masalah, kalau ada masalah kalian whatsapp saya saja, saya akan selesaikan itu,” jaminnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) selaku distributor B20 mengakui perusahaan masih mengalami kekurangan pasokan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dari Badan Usaha yang memproduksi Bahan Bakar Nabati (BBN).
FAME adalah unsur nabati yang dibutuhkan untuk memproduksi B20, dengan bahan baku dari minyak kelapa sawit.
“Seluruh instalasi Pertamina sudah siap blending B20. Namun penyaluran B20 tergantung pada pasokan FAME, yang hingga saat ini pasokan belum maksimal didapatkan,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melalui keterangan resminya, Jumat (21/9/2018).
Lebih lanjut, Nicke menuturkan, dari 112 terminal BBM yang dimiliki perusahaan migas pelat merah ini, baru 69 terminal BBM yang sudah menerima penyaluran FAME.
Sementara itu, sebagian besar daerah yang belum tersalurkan FAME berada di kawasan timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Sulawesi.
(CnbcIndonesia) BP/SP
Komentar