Jakarta-BP: Secara simbolis, Bakal Calon Wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto telah menukarkan uangnya dalam bentuk dolar AS sebesar USD1.000 pada Kamis, 6 September 2018 lalu secara simbolis di money changer Dua Sisi.
Hal itu merupakan kelanjutan pernyataan Sandi sejak memutuskan mengkonversi 35 persen dari aset dolar yang dimilikinya di tengah pelemahan rupiah.
Menurut Sandi, apa yang dilakukannya dapat membantu menekan laju nilai tukar yang terus meningkat. Bahkan ia juga meminta para pengusaha dan konglomerat lain ikut menukarkan dolar mereka.
Tindakan ini mendapat sorotan dan pendapat dari berbagai pihak terutama politisi yang menilai Sandi hanya melakukan pencitraan.
Namun Sandi tidak peduli aksinya menukarkan dolar dianggap pencitraan oleh sebagian kalangan, karena tujuannya semata-mata memperkuat rupiah.
“It’s okay, kalau politisi bilangnya pencitraan, yah pencitraan, tapi ini simbolis menunjukkan bahwa kita bisa melakukan, berapa jumlahnya terserah kita, tapi ini bentuk daripada kepedulian kita,” katanya lagi.
Dari sisi legislator, Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan bahwa anggapan pencitraan menjadi masalah bangsa. Karena menurut politisi PDIP ini tindakan Sandi adalah bentuk citra yang bagus dan rasional.
“Ini lah masalah kita. Niatan baik belum apa-apa sudah dicurigai. Putusan yang rasional dituding didasarkan pada kepentingan tersembunyi. Bahwa dengan putusan tersebut ada efek reputasional berupa citra yg bagus, itu juga hal yg rasional,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (7/9).
Sementara menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara terlepas dari bentuk pencitraan atau bukan, tindakan Sandi perlu diapresiasi.
“Soal pencitraan saya no comment. Yang jelas upaya orang kaya Indonesia menukarkan uang dolar ke rupiah harus diapresiasi,” ujarnya.
Bahkan menurut Bhima, tindakan ini sangat positif jika ditiru oleh pengusaha lainnya karena bisa mejadi solusi untuk kembalikan kepercayaan pasar.
“Apalagi kalau ditiru oleh pengusaha lainnya. Gerakan moral ini bisa jadi solusi bangkitkan kepercayaan pelaku pasar dan masyarakat,” lanjutnya.
Sumber: Aktual (JP)
Komentar