Jakarta, BP – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil realisasi APBN semester I-2024 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari Senin ini, 8 Juli 2024. APBN Semester I-2024 mencatat defisit sebesar 0,34% terhadap PDB, yang lebih rendah dari asumsi sebesar 2,29% yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menyoroti kenaikan signifikan dalam belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah (TKD) yang naik 11,5%, Sri Mulyani menyatakan bahwa keseimbangan primer pada semester I menunjukkan surplus sebesar Rp 162,7 triliun. Meskipun mengalami penurunan 55,8% dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah ini mengindikasikan posisi yang stabil dalam menghadapi tantangan ekonomi global saat ini.
“Total postur APBN semester I-2024 mencatat defisit sebesar Rp 77,3 triliun, menunjukkan penurunan signifikan dari surplus Rp 152 triliun pada tahun lalu,” ungkap Sri Mulyani.
Menyikapi perubahan ini, Sri Mulyani menegaskan konsistensi dalam desain APBN 2024, yang sejalan dengan Perpres 75/2023, meskipun dengan penyesuaian nominal mengikuti perkembangan PDB yang lebih tinggi.
Dari sisi pendapatan, realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun, mencatat penurunan 6,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan signifikan dalam penerimaan pajak yang hanya mencapai Rp 893,8 triliun, atau 44,9% dari target tahun ini.
“Kami terus berupaya untuk mengoptimalkan penerimaan pajak meskipun terdapat penurunan sebesar 7,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” jelas Sri Mulyani.
Sementara itu, belanja negara mencatatkan kenaikan sebesar 11,3% menjadi Rp 1.398 triliun, mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur nasional.
Komentar