Medan, HarianBatakpos.com – Kabar mengenai Sritex yang berakhir pailit memicu dampak signifikan bagi ribuan karyawan dan menarik perhatian publik terhadap Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka. Sejak Oktober 2024, rumor mengenai kebangkrutan PT Sritex mulai santer terdengar, dan pada 1 Maret 2025, perusahaan ini resmi melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 10.965 karyawan.
Kehilangan pekerjaan yang massal ini mengundang berbagai reaksi, terutama ketika banyak pihak mengaitkannya dengan Gibran. Saat kampanye, Gibran Rakabuming pernah berjanji untuk memudahkan regulasi agar industri tekstil, termasuk Sritex, dapat berkembang pesat. Namun, janji manis tersebut kini menjadi sorotan tajam, dikutip dari suara.com.
Di media sosial, banyak warganet yang mendesak Gibran untuk bertanggung jawab atas situasi ini. Salah satu cuitan menyebutkan, “Konteksnya bukan tentang siapapun presidennya. Yang datang ke 8.000 pegawai Sritex dan umbar-umbar janji cuma dia doang.” Desakan ini menciptakan atmosfer negatif terhadap Gibran.
Masyarakat merasa kecewa karena janji yang diucapkan tidak terwujud. Banyak yang menyatakan, “Sedih banget dijadiin tempat cari suara pake janji manis di awal.” Rasa ketidakpuasan ini semakin kuat seiring dengan keputusan PHK yang menyentuh lebih dari sepuluh ribu karyawan.
Gibran Rakabuming kini menghadapi tantangan besar untuk menjelaskan situasi ini kepada publik. Sebagai seorang pemimpin, tanggung jawab terhadap janji yang diberikan kepada rakyat tidak boleh diabaikan. Ke depannya, penting untuk melihat apakah Gibran akan mengambil langkah konkret untuk membantu para karyawan Sritex yang terdampak.
Komentar