NTT, HarianBatakpos.com –Ribuan warga yang tergabung dalam Aliansi Peduli Lingkungan Hidup di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran untuk menolak pembangunan proyek geothermal. Penetapan Flores sebagai pulau geothermal oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM pada 2017 lalu menjadi pemicu utama aksi ini. Sekitar 2.000 orang turun ke jalan di Kota Ende, mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap rencana ini.
Dilansir dari laman detik.com, aksi dimulai dengan parade dari Jalan Eltari menuju Kantor DPRD dan Kantor Bupati Ende. Para demonstran memadati halaman kedua kantor tersebut untuk menyampaikan aspirasi mereka. “Kami tidak menolak geothermal, tapi untuk konteks Flores, konteks Keuskupan Agung Ende, geothermal tidak pas. Ada solusi lain, bisa air, angin, matahari, begitu banyak,” ungkap Vikep Ende, Romo Edi Dopo.
Kekhawatiran masyarakat semakin meningkat karena pengeboran geothermal dapat mengganggu produktivitas pertanian, terutama komoditas seperti kopi dan cengkeh. Mengingat 80 persen penduduk Flores adalah petani, mereka merasa proyek ini dapat merusak lahan pertanian yang ada. Selain itu, aktivitas pengeboran juga memicu konflik horizontal dan mengancam keberagaman budaya di Flores. Masyarakat mendesak pemerintah pusat untuk mencabut keputusan yang telah menetapkan Flores sebagai pulau geothermal.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar