Kota Medan
Beranda » Berita » Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Kini Tinggal Kenangan

Sudako, Raja Jalanan Kota Medan yang Kini Tinggal Kenangan

Kota Medan pernah memiliki moda transportasi umum yang menjadi andalan bagi warganya, yaitu Sudako

Medan, harianbatakpos.com – Kota Medan pernah memiliki moda transportasi umum yang menjadi andalan bagi warganya, yaitu Sudako. Pada era 1970-an hingga 1990-an, Sudako menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk bepergian ke berbagai tempat, seperti sekolah, tempat kerja, dan pasar. Namun, seiring waktu, kendaraan ikonik ini mulai jarang terlihat di jalan-jalan Kota Medan.

Nama “Sudako” yang terkenal di Medan memiliki dua versi asal usulnya. Ada yang menyebutnya sebagai akronim dari “Sarana Umum Dalam Kota”, namun versi lain menyebut bahwa nama ini merujuk pada gabungan merek kendaraan populer di masa itu: “Suzuki, Daihatsu, Colt (Mitsubishi)”. Kehadiran Sudako tidak terlepas dari peran Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM), sebuah unit usaha yang didirikan oleh pemerintah daerah dengan tujuan menyediakan angkutan umum bagi masyarakat. KPUM awalnya menggunakan kendaraan bemo, namun kemudian Sudako menjadi armada andalan yang lebih diminati oleh masyarakat.

Sudako memiliki desain yang khas, di mana penumpang naik dan turun dari pintu belakang. Di dalamnya, terdapat dua baris kursi yang saling berhadapan, dengan kapasitas angkut antara 10-12 orang. Trayek pertama Sudako melintasi daerah Pasar Merah, Jalan Amaliun, dan Terminal Sambu—terminal utama bagi angkutan umum di Kota Medan.

Wali Kota Ajak HIPMI Sumut Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

Di masa jayanya, Sudako dikenal sebagai “Raja Jalanan”. Julukan ini tidak selalu bermakna positif, karena Sudako sering terlihat melanggar aturan lalu lintas dan ugal-ugalan di jalan. Persaingan ketat di antara para supir untuk mendapatkan penumpang menyebabkan mereka sering berhenti sembarangan demi mengejar setoran. Fenomena ini menjadi pemandangan sehari-hari di Medan, sekaligus menimbulkan kesan kurang tertib bagi Sudako.

Dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi di Medan, popularitas Sudako mulai meredup. Beberapa trayek masih bertahan, namun sebagian besar perlahan menghilang. Pada tahun 2022, Wali Kota Medan Bobby Nasution meluncurkan program Subsidi Betor, Ojol, dan Angkot Sudako (Sibonas), berupa bantuan langsung tunai sebesar Rp 1.500 per penumpang bagi para pengemudi angkutan umum, dengan harapan agar penggunaan transportasi umum di Medan kembali meningkat.

Kisah Sudako menjadi bagian dari sejarah transportasi Kota Medan yang menarik untuk dikenang. Meski kini jarang terlihat, Sudako tetap memiliki tempat istimewa di hati warga Medan sebagai simbol transportasi umum di masanya.BP/CW1

Polisi Palak Pengendara Motor di Medan, Dikenakan Sanksi Demosi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *