Nasional
Beranda » Berita » Sukamti, PMI Hebat yang Mewujudkan Impian Haji Ayahnya yang Tunanetra

Sukamti, PMI Hebat yang Mewujudkan Impian Haji Ayahnya yang Tunanetra

Harianbatakpos.com , JAKARTA – Setiap penyelenggaraan ibadah haji selalu menyimpan kisah inspiratif. Kisah-kisah ini menginspirasi kita untuk semakin rajin beribadah dan tak henti berdoa agar diberi kesempatan melaksanakan haji.

Kali ini, kita akan mengenal sosok perempuan hebat bernama Sukamti (44 tahun). Dia adalah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berhasil mewujudkan impian ayahnya yang tunanetra untuk melaksanakan ibadah haji.

Suroso (84 tahun), ayah Sukamti, selalu bercerita bahwa satu-satunya keinginannya adalah untuk naik haji. Baginya, tidak ada harapan lain selain pergi ke Tanah Suci, meskipun dia telah tunanetra sejak usia delapan tahun, seperti dilansir dari Liputan6.com.

Logo HUT ke-80 RI Resmi Dirilis: Simbol Persatuan dan Kemajuan Indonesia

Mendengar keinginan ayahnya, Sukamti (44 tahun) bertekad untuk mewujudkannya. Dia memohon izin untuk bekerja di luar negeri, tepatnya di Malaysia.

“Bagi saya, keinginan orang tua dan juga keinginan anak saya adalah suatu keharusan yang harus diwujudkan,” ujar Sukamti, di Madinah, seperti dikutip dari laman Kementerian Agama, Rabu (23/5/2024).

Sukamti bekerja di Malaysia selama 25 tahun. Sebagian penghasilannya dia tabung untuk membiayai Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ayahnya, sekaligus untuk membiayai keluarganya sendiri dan empat adiknya. Sebagai seorang single parent sejak anaknya lahir, Sukamti juga harus bekerja keras untuk membiayai pendidikan anaknya yang sangat dia sayangi.

“Sukamti adalah anak yang selalu berbakti dan memikirkan keluarganya, termasuk membiayai sekolah adik-adiknya,” cerita Suroso dengan lirih.

Perlindungan Data Jadi Sorotan dalam Kesepakatan Dagang RI-AS, DPR Ingatkan UU PDP

Sukamti memiliki tekad yang kuat sejak kecil. Dia rela ditempatkan di panti asuhan demi mendapatkan pendidikan gratis mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Teknik Mesin (STM) jurusan kelistrikan.

Karena kondisi yang terbatas, Suroso tidak mampu mencari nafkah secara maksimal. Dia hanya mengandalkan istrinya, Mardiyah (75 tahun), yang bekerja di sawah.

“Alhamdulillah, tahun ini niat saya untuk berhaji dikabulkan oleh Allah. Saya sangat bahagia meskipun tidak bisa melihat keindahan Tanah Suci,” ucap Suroso dengan rasa syukur.

Saat ini, Sukamti telah berhasil mewujudkan impian ayahnya yang tunanetra untuk melaksanakan ibadah haji. Dia dan ayahnya bergabung dalam kelompok terbang (kloter) sembilan Embarkasi Solo (SOC 09).

“Tabarakaallah, saya bisa mendampingi Bapak berhaji, meskipun sedikit sedih karena belum bisa bersama Ibu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sukamti bersyukur mendapatkan kuota prioritas untuk lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama dalam antrean.

Menurut Ketua Kloter, Faozan, kondisi Bapak Suroso yang harus didorong kursi roda oleh pendampingnya saat pergi ke Masjid Nabawi, seringkali menginspirasi jemaah lainnya. Hal ini membuat anggota kloter lainnya juga saling membantu, termasuk saat pergi ke Raudhah, untuk bergantian mendorong kursi roda Bapak Suroso.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *