Pada Selasa (11/4/2024), DeAnne Julius, anggota pendiri Komite Kebijakan Moneter Bank of England, memberikan prediksi mengejutkan terkait langkah bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Menurutnya, The Fed berpotensi untuk menjadi pelaku pertama yang memangkas suku bunganya, bertentangan dengan ekspektasi pasar yang menyoroti langkah yang lebih lambat.
Julius menyatakan keyakinannya kepada CNBC Internasional bahwa “Saya menduga The Fed akan menjadi pihak pertama yang benar-benar melakukan pemotongan.” Pernyataannya ini menyiratkan bahwa The Fed mungkin akan mengambil langkah-langkah kebijakan moneter lebih agresif daripada yang diantisipasi sebelumnya.
Pernyataan Julius muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penurunan inflasi di negara-negara besar dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga yang telah mempengaruhi pasar ekuitas sejak akhir tahun 2023.
Meskipun Federal Reserve memiliki ekspektasi lebih rendah untuk memotong suku bunga daripada ECB, data terbaru menunjukkan bahwa pelaku pasar memperkirakan kemungkinan sebesar 92,8% bahwa ECB akan memangkas suku bunga pada bulan Juni, sementara hanya 53,5% peluang pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan yang sama.
Julius menegaskan bahwa prediksinya didasarkan pada mandat ganda The Fed yang memperhatikan inflasi dan ketenagakerjaan di AS. Dia menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja AS yang terbaru, yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat, meskipun inflasi masih di atas target The Fed sebesar 2%.
“Pasar tenaga kerja beradaptasi lebih cepat. Saya kira The Fed tidak akan banyak bergerak, tapi saya menduga akan ada sedikit pergerakan di sana, di suatu tempat, menjelang paruh kedua tahun ini,” tambah Julius.
Data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat telah menyebabkan para pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun 2024. Hal ini berbeda dengan ekspektasi awal tahun yang memperkirakan enam pemotongan suku bunga, sementara sekarang hanya diprediksi sekitar tiga pemotongan.
Pernyataan Julius juga menyoroti dampak yang mungkin terjadi pada bank sentral lainnya, termasuk Bank of England, yang ekonominya terikat dengan AS dan Eropa.
Komentarnya muncul menjelang pertemuan ECB yang dijadwalkan pada hari itu, di mana pasar mencari petunjuk apakah ECB akan memangkas biaya pinjaman pada bulan Juni mendatang. Meskipun keputusan ECB tidak akan diputuskan pada pertemuan tersebut, pasar akan memperhatikan petunjuk apa pun yang dapat mengindikasikan perubahan kebijakan di masa depan.
Menanggapi spekulasi ini, Julius menekankan bahwa keputusan bank sentral tidak hanya didasarkan pada analisis ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh pertimbangan politik dan internal dari berbagai negara. Hal ini menyoroti kompleksitas dalam menetapkan kebijakan moneter di tengah kondisi global yang beragam.
Dengan demikian, prediksi yang tak terduga dari Julius menambah ketegangan di pasar keuangan global, sementara pelaku pasar menunggu tindakan lebih lanjut dari bank sentral utama di seluruh dunia.
Komentar