HarianBatakpos.com – Pemerintah tampaknya masih konservatif dalam menyerap permintaan asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN) meskipun minat asing sudah bergairah masuk. Pada lelang Surat Utang Negara 2024 yang dilaksanakan pada Selasa (23/7/2024) melalui sistem Bank Indonesia (BI), pemerintah menawarkan tujuh seri SUN, yaitu SPN03241023, SPN12250710, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0102.
Penawaran pada lelang kali ini mencapai Rp57,19 triliun, angka tertinggi sejak awal Maret 2024. Meskipun demikian, pemerintah memilih untuk menyerap lebih sedikit, yakni Rp22 triliun, dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai Rp24 triliun. Penyerapan ini masih sesuai dengan target indikatif yang direncanakan.
Minat asing terhadap Surat Utang Negara 2024 juga menunjukkan peningkatan signifikan, dengan porsi penawaran asing mencapai 19,12% dari total penawaran, setara Rp10,93 triliun. Namun, pemerintah hanya menyerap Rp2,29 triliun dari penawaran asing tersebut. Secara rinci, obligasi tenor satu tahun (SPN12250710) menjadi yang paling banyak ditawarkan oleh asing, mencapai Rp4,7 triliun, namun hanya Rp400 miliar yang diserap pemerintah.
Penawaran asing untuk obligasi tenor 10 tahun (FR0100) mencapai Rp2,04 triliun dengan penyerapan terbesar sebesar Rp1,40 triliun. Sementara itu, tenor jangka panjang 30 tahun (FR0102) mendapat penawaran paling sedikit dari asing, hanya Rp151,1 miliar dengan penyerapan Rp2,7 miliar.
Pemerintah terlihat hati-hati dalam menarik utang, mengingat risiko-risiko yang ada, seperti suku bunga tinggi dan pelemahan rupiah. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan lebih berhati-hati dalam menarik utang dan lebih memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran.
Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah tetap memilih untuk konservatif dalam penyerapan Surat Utang Negara 2024, meskipun ada minat asing yang meningkat.
Komentar