Ekbis
Beranda » Berita » Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun: Melemahnya Ekspor dan Dampak Pertumbuhan Ekonomi China

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun: Melemahnya Ekspor dan Dampak Pertumbuhan Ekonomi China

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun: Melemahnya Ekspor dan Dampak Pertumbuhan Ekonomi China
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun: Melemahnya Ekspor dan Dampak Pertumbuhan Ekonomi China

Jakarta, BP – Surplus neraca perdagangan Indonesia turun dipicu oleh melemahnya kinerja ekspor. Kondisi itu terjadi di tengah terus melambatnya pertumbuhan ekonomi China hingga kuartal II-2024.

Neraca perdagangan Indonesia hingga Juni 2024 masih surplus US$ 2,39 miliar, namun turun dibanding Mei 2024 sebesar US$ 2,92 miliar. Bahkan anjlok dibanding posisi Juni 2023 sebesar US$ 3,45 miliar.

Ekspor Indonesia pada Juni 2024 pun hanya senilai US$ 20,84 miliar, turun 6,65% dibanding Mei 2024. Sementara itu, impor senilai US$ 18,45 miliar, turunnya hanya sebesar 4,89% dibanding Mei 2024.

Presiden Prabowo dan Trump Sepakati Arah Baru Hubungan Dagang Indonesia – AS

“Kita pahami bahwa secara global, beberapa negara tujuan utama dari ekspor kita seperti China ini kan memang belum recover,” kata Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo dalam program Profit CNBC Indonesia, Senin (15/07/2024).

Per Juni 2024, China memang masih menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan porsi mencapai 23,71% dari total ekspor. Tapi, nilai ekspor Indonesia ke negara itu turun pada Juni 2024 menjadi US$ 4,65 miliar dari sebelumnya US$ 4,73 miliar.

“Ini membuat sebetulnya untuk perekonomian Indonesia ketergantungan kepada beberapa pelaku utama terkait dengan pasar dagang. Ini juga masih menjadi catatan,” tegas Banjaran.

Sebagaimana diketahui, perekonomian China melambat pada kuartal II-2024. Pertumbuhan ekonominya hanya tumbuh 4,7% secara tahunan (yoy), turun dari kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh 5,3%.

Lowongan Magang Kemenkeu 2025 Dibuka, Cek Syarat dan Jadwal Program

Banjaran mengatakan, tren ini menjadi sinyal negatif untuk neraca perdagangan Indonesia ke depan. Jika ketergantungan perdagangan Indonesia ke China tidak mampu dikurangi, ia memastikan neraca perdagangan ke depan akan semakin melemah seiring dengan pelemahan ekonomi China.

“Ke depannya memang kita belum bisa berharap terlalu banyak bahwa dalam jangka waktu pendek perekonomian China ini akan kembali lagi,” tutur Banjaran.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *