HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, memberikan klarifikasi mengenai pengangkatan Jan Darmadi sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Isu tentang Jan yang disebut sebagai “raja judi” muncul ke permukaan, namun Surya menegaskan bahwa pengangkatan ini bukanlah langkah kontroversial.
Surya Paloh menjelaskan bahwa Jan Darmadi yang kini berusia 75 tahun merupakan sosok senior yang jarang berbicara di publik. “Apa yang kontroversial? Dia bukan tokoh luar biasa, dan dia jarang bicara,” ujar Surya saat pembukaan Rapat Konsolidasi Partai NasDem 2015 di Jakarta Pusat, Rabu (21/1) , seperti disadur dari lama BeritaSatu.com.
Menurut Surya, Jan Darmadi memang pernah terlibat dalam bisnis kasino, namun itu terjadi 45 tahun lalu ketika perjudian masih dilegalkan oleh negara. “Dia punya usaha kasino, tapi itu 45 tahun lalu. Tidak bisa membandingkan waktu itu dengan saat ini. Dulu legal, tantangan jamannya berbeda karena juga kesempatan untuk membangun kota Jakarta,” jelas Surya.
Jan Darmadi dikenal sebagai pengusaha yang lama berkecimpung di bidang properti. Kabar tentang dirinya yang menjadi bos judi sempat beredar, terutama setelah pelantikan sebagai anggota Wantimpres. Pesan berantai yang menyebut Jan sebagai bandar bisnis judi pun sempat tersebar, menuding Jan memiliki bisnis judi seperti Petax 9, Copacabana Jakarta Theater, dan Lofte Fair Hailai di Jakarta Utara.
Pesan tersebut juga menyebutkan bahwa pada era 1970-an ketika judi dihalalkan, Jan Darmadi memiliki kedekatan dengan Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu. Namun, ketika perjudian resmi dilarang pada tahun 1978, Jan tidak berhenti. Dia beralih ke Undian Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) bersama Sudomo, sebelum akhirnya SDSB ditutup pada tahun 1993.
Saat ini, Jan Darmadi juga dikenal sebagai pendiri PT Jakarta Setiabudi International. Ia adalah Ketua Majelis Tinggi NasDem dan pemilik beberapa properti ternama seperti Hotel Mandarin, Mercure Ancol, Jakarta Theater, dan Setiabudi Building.
Surya Paloh menegaskan bahwa kondisi dan tantangan di masa lalu berbeda dengan saat ini. Pengangkatan Jan Darmadi sebagai anggota Wantimpres, menurutnya, tidak seharusnya dilihat dari masa lalunya yang kontroversial. Surya percaya bahwa pengalaman panjang Jan di dunia bisnis properti bisa memberikan kontribusi positif dalam Dewan Pertimbangan Presiden.
Pengangkatan Jan Darmadi memicu berbagai tanggapan di masyarakat. Banyak yang mempertanyakan apakah latar belakangnya sebagai pengusaha kasino dapat mempengaruhi tugasnya di Wantimpres. Namun, Surya Paloh berpendapat bahwa masa lalu Jan tidak relevan dengan kondisi dan tugasnya saat ini. “Jan sudah berubah, dan kita harus melihat kontribusi positif yang bisa dia berikan sekarang,” ujar Surya.
Keberadaan Jan Darmadi di Wantimpres diharapkan dapat membawa perspektif baru dalam pengambilan keputusan di pemerintahan. Surya Paloh yakin bahwa Jan, dengan segala pengalaman dan wawasannya, dapat memberikan masukan berharga bagi presiden dan pemerintahan Indonesia.
Sementara itu, isu tentang masa lalu Jan Darmadi sebagai “raja judi” tetap menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Banyak yang mengingat kembali masa-masa ketika perjudian masih dilegalkan di Indonesia dan bagaimana Jan Darmadi terlibat di dalamnya. Namun, dengan perubahan regulasi dan kondisi sosial, peran Jan Darmadi di dunia bisnis pun mengalami transformasi.
Surya Paloh berharap bahwa masyarakat dapat memahami konteks sejarah dan melihat perubahan yang telah dialami oleh Jan Darmadi. “Setiap orang memiliki masa lalu, tapi yang terpenting adalah bagaimana mereka berkontribusi di masa kini dan masa depan,” tambahnya.
Pengangkatan Jan Darmadi sebagai anggota Wantimpres menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi individu-individu dengan latar belakang beragam untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa. Dengan berbagai kontroversi yang mengiringi, keputusan ini diharapkan dapat membawa dampak positif dan menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
Komentar