Jakarta-BP: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui tantangan pemerintahan di bawah kendali Joko Widodo dan Jusuf Kalla cukup berat.
Di awal masa Presiden Jokowi dan Wapres JK menjabat, ekonomi Indonesia dipengaruhi tekanan harga komoditas. Hingga kini, gejolak ekonomi global masih menjadi tantangan utama bagi Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam paparannya di ‘4 Tahun Kerja Jokowi-JK’, Selasa (23/10/2018) di Gedung Kementerian Sekretariat Negara.
“Waktu ekonomi dapat tekanan, pertama kali Bapak Jokowi jadi Presiden pada kondisi komoditas alami penurunan drastis. Tapi semua negara juga,” ungkap Sri Mulyani.
Sampai saat ini, sambung Sri Mulyani APBN dijaga terus dengan kondisi yang aman, kredibel, dan sehat. Bahkan di 2019, APBN nantinya akan terjaga defisitnya di bawah 2%.
“2019 pertama kali defisit di bawah 2%. APBN akan digunakan sebagai tools untuk menjaga ekonomi,” ungkap Sri Mulyani.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan tren pertumbuhan ekonomi dalam 4 tahun terakhir stabil dan cenderung meningkat.
“Kondisi ekonomi dikelola dengan baik dan hati-hati. Pertumbuhan ekonomi stabil 5% dan terus meningkat di tengah ketidakpastian global,” kata Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko mengatakan indikator kesejahteraan masyarakat juga mengalami tren membaik dalam 4 tahun terakhir, yaitu kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.
“Selain itu, inflasi terus terkendali dan harga barang terjaga stabil. Stabilitas ini mendorong perbaikan daya beli masyarakat dan memberi ruang gerak dunia usaha.”
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar