Jakarta, HarianBatakpos.com – Di tengah rencana Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif bea masuk terhadap produk dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, pemerintah memastikan tidak akan mengambil langkah balasan.
Kebijakan tarif bea masuk Amerika Serikat 2025 yang akan berlaku mulai 9 April dinilai tidak akan dibalas dengan tindakan serupa oleh pemerintah Indonesia. Sebaliknya, Indonesia memilih jalur diplomasi perdagangan untuk menyelesaikan persoalan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa Indonesia tidak akan ikut dalam aksi saling balas tarif. Menurutnya, sikap Indonesia terhadap tarif AS lebih mengedepankan komunikasi dan negosiasi karena kedua negara saling membutuhkan satu sama lain dalam rantai perdagangan global.
“Kita nggak soal balas-membalas, kita nggak gitu. Kita melakukan perbicaraan diplomasi. Karena kita lihat, kita ini saling membutuhkan,” ujar Zulhas saat ditemui di kantornya, Selasa (8/4/2025).
Diketahui, Amerika Serikat akan mulai menerapkan tarif bea masuk sebesar 32 persen terhadap sejumlah produk asal Indonesia mulai Rabu, 9 April 2025.
Namun, alih-alih merespons dengan kebijakan balasan, pemerintah Indonesia memilih untuk memperkuat diplomasi perdagangan Indonesia-AS melalui jalur resmi dan dialog terbuka.
Zulhas menyebut dirinya telah berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan negosiasi sedang disiapkan untuk segera dilakukan.
“Saya dengar Pak Menko akan berangkat (untuk negosiasi) mungkin 1-2 hari lagi,” ucapnya. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika tetap sehat di tengah gejolak kebijakan luar negeri dari pemerintahan AS.
Zulhas juga menekankan bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat bersifat timbal balik. Indonesia masih mengimpor sejumlah kebutuhan pokok seperti kedelai dan gandum dari AS.
Sementara itu, di sisi lain, Indonesia memiliki kelebihan stok bahan pangan seperti telur. Kondisi ini membuka peluang untuk memperkuat ekspor telur Indonesia ke AS, terlebih di tengah kabar bahwa negara tersebut mengalami krisis telur.
“Alhamdulillah, orang kurang telur, kita telurnya lebih,” ujarnya. Saat ditanya soal kemungkinan ekspor telur ke Amerika Serikat, Zulhas hanya menjawab singkat, “Bagus dong.” Hal ini mengisyaratkan bahwa pintu kerja sama tetap terbuka selama ada komunikasi yang baik dan saling menguntungkan.
Dengan stok pangan yang melimpah dan strategi diplomasi yang matang, pemerintah Indonesia tampaknya lebih memilih memperkuat posisi lewat negosiasi ketimbang konfrontasi langsung.
Zulhas pun optimistis bahwa diplomasi yang dipimpin oleh Menko Airlangga akan memberikan hasil positif.
“Saya kira diplomasinya Pak Menko akan menyelesaikan semuanya,” pungkas Zulhas, menutup pernyataannya mengenai sikap Indonesia terhadap tarif AS.
Komentar