Medan, HarianBatakpos.com – Teh telah lama dikenal sebagai minuman sehat yang memiliki berbagai manfaat. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa menyeduh teh dapat membantu menghilangkan logam berat beracun, termasuk timbal, dari air minum. Proses penyeduhan teh memungkinkan senyawa kimia dalam daun teh berikatan dengan ion logam berat dalam air, sehingga logam tersebut terperangkap dan terpisah dari air. Temuan ini menunjukkan potensi teh sebagai penyaring alami kontaminan berbahaya.
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal ACS Food and Science Technology, Prof. Vinayak Dravid, ketua peneliti, menjelaskan, “Tujuan kami adalah mengukur kemampuan teh dalam menyerap logam berat.” Penelitian ini menyoroti bagaimana konsumsi teh dapat berkontribusi terhadap pengurangan paparan logam berat pada populasi di seluruh dunia. Dengan lebih dari 5 miliar cangkir teh yang diminum setiap hari, potensi ini menjadi sangat relevan, dilansir dari kompas.com.
Namun, para ahli tidak merekomendasikan penggunaan daun teh sebagai satu-satunya cara untuk menyaring air. Penelitian menunjukkan bahwa secangkir teh yang diseduh selama tiga hingga lima menit dapat menghilangkan sekitar 15 persen timbal dari air. Meskipun tidak ada tingkat aman timbal dalam air minum, hasil ini menunjukkan bahwa teh dapat membantu mengurangi kontaminasi.
Berbagai jenis teh menunjukkan efektivitas berbeda dalam menyerap logam berat. Daun teh hitam yang digiling halus dan diseduh lebih lama terbukti paling efektif dalam mengurangi konsentrasi ion timbal. Selain itu, jenis kantong teh juga mempengaruhi hasil, di mana kantong selulosa atau kertas lebih baik dibandingkan kantong katun atau nilon.
Meskipun temuan ini menjanjikan, para peneliti menekankan bahwa teh tidak dapat dijadikan solusi utama dalam menghadapi pencemaran air. Namun, rutin mengonsumsi teh dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. “Jika orang minum secangkir teh ekstra setiap hari, mungkin seiring berjalannya waktu kita akan melihat penurunan penyakit yang berkorelasi erat dengan paparan logam berat,” ungkap Benjamin Shindel, ilmuwan material yang terlibat dalam penelitian.
Komentar