HarianBatakpos.com: Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa Rp5 triliun hasil judi online mengalir ke luar negeri. Kepala Biro Humas PPATK, Natsir Kongah, menyatakan bahwa sebagian besar transaksi ini dikelola di luar negeri.
“Sebagian di kelola di luar negeri. Dari angka yang ada banyak juga uang dari hasil judi online dilarikan ke luar negeri. Nilainya diatas 5 triliun lebih,” ucap Natsir dalam diskusi daring bertajuk ‘Mati Melarat Karena Judi’, Sabtu (14/07/2024).
Aliran dana tersebut mengalir ke negara-negara ASEAN, seperti Thailand, Filipina, dan Kamboja. Menurut Natsir, ribuan rekening digunakan untuk transaksi keuangan judi online.
Berdasarkan analisis PPATK, terdapat sekitar 3,2 juta pemain judi online di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 5.000 rekening telah diblokir. Para pemain ini rata-rata melakukan transaksi mulai dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
Natsir Kongah menyoroti bahwa mayoritas pemain judi online berasal dari kalangan menengah ke bawah. Ia menyayangkan bahwa banyak masyarakat yang rela menghabiskan pendapatan mereka untuk berjudi, yang berdampak signifikan pada kesejahteraan keluarga.
Menurutnya, sekitar 80 persen dari 3,2 juta pemain judi online berasal dari kalangan yang rawan, termasuk pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena judi online menggerogoti pendapatan yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan gizi keluarga.
“Pendapatan keluarga katakan Rp200 ribu per hari. Jika Rp100 ribunya digunakan untuk judi online, tentu ini mengurangi gizi keluarga,” tutup Natsir.
Komentar