Medan-BP: Dedy Mourizt Simanjuntak akhirnya terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Cabang I Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) Kota Medan yang digelar di rumah Bersama Pelayan Rakyat Jalan Perhubungan Udara No 45 Q, Medan Polonia, Minggu (9/7/2020).
Sidang Musda GPP Kota Medan dipimpin oleh Ustadz Martono sekaligus pemegang mandat pembentukan DPC GPP Kota Medan yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari beberapa kecamatan yang ada di kota Medan.
Selanjutnya, Ketua terpilih Dedy Mourizt Simanjuntak menyusun draft kepengurusan DPC GPP Kota Medan diantaranya Sekretaris Troy Sirait , Bendahara Iwanda Hsb dan beberapa wakil ketua, wakil sekertaris, wakil bendahara dan beberapa kepala bidang dan staff kepengurusan tersebut yang langsung diserahkan kepada Wakil Ketua DPD GPP Sumut Dadang Darmawan Pasaribu mewakili Ketua DPD GPP Sumut Irwansyah Hsb untuk segera di terbitkan SK Kepengurusan GPP Kota Medan dalam bulan agustus 2020.
“Waktu dekat ini DPD GPP Sumut akan segera melantik beberapa kepengurusan DPC GPP se kabupaten/ kota se Sumut secara bersamaan,” kata Dadang Darmawan Pasaribu selaku Wakil Ketua DPD GPP Sumut yang didampingi oleh sekretaris, Fransiskus Tumanggor dan Penasehat Onto Frederik Hutapea.
Disela sela pembentukan DPC GPP Kota Medan, Ustadz Martono mengamanahkan kepada terpilih agar segera membuat program-program dan langsung eksien ke tengah tengah masyarakat untuk memberikan edukasi dan membentengi warga medan dari terpaparnya warga medan dari faham faham/ Idiologi intoleransi dan radikalisme akibat pemahaman dari agama-agama tertentu yang begitu sempit sehingga dapat mencuci otak dalam waktu singkat menjadi seorang yang sangat intoleransi bahkan teroris dengan membangun kerjasama dengan lembaga lembaga terkait.
“Bila doktrin-doktrin intoleransi dan radikalisasi terus dilancarkan secara terstruktur, sistematis dan masif akan di khawatirkan konflik horizontal dan vertikal di tengah tengah masyarakat akan terjadi dan dapat menggangu distabilitas keamanan nasional bahkan dapat mengancam nkri, seperti yang telah terjadi di negara negara lain. Padahal Pancasila itu sendiri di gali dari kepribadian, budaya, filosofis, pandangan hidup bangsa indonesia itu sendiri bukan dari kepribadian budaya bangsa asing,” jelas Ustadz Martono. (red)
Komentar